Snippet

Bugatti Veyron dari Bandung

Bugatti Veyron adalah mobil paling cepat saat ini. Tiba-tiba saja mobil ini mejeng di Jakarta. Wah siapa yang punya ya?

Ternyata ini bukanlah Bugatti Veyron sungguhan. Tapi hanya mobil hasil modifikasi. Mobil yang semula hanya Mitsubishi Galant ini dikonversi menjadi Bugatti Veyron. 

Sangat mirip memang, kalau Anda tidak jeli melihatnya, bukan tidak mungkin mata Anda menipu Anda.

Franky Abednego dari Connection, mengatakan dirinya hanya menyisakan mesin 2.500 cc dari Galant.. Sementara yang lainnya berubah total untuk menuruti tema mobil monster Bugatti Veyron.

Demi mengejar bodi Bugatti Veyron yang gambot, Franky memanfaatkan pelat qalvanis 0,9 mm. 

Hebatnya tidak ada mesin cetak untuk membentuknya. Semua manual pakai tangan. Menurutnya, langkah menggunakan tangan sangat memungkin, meski kalau pakai mesin hasilnya lebih baik dan lebih cepat. 

Tapi untuk satu ini benar-benar manual cing. Maka tak jarang jika ukurannya agak melenceng dengan bodi bagian sebelahnya.

"Bodi asli dibuang. Pas bentuk bodi enggak pakai mesin cetak sama sekali ini. Pakai tangan, manual saja kang," ucap jajaka Bandung ini dengan logat Sundanya yang kental.

"Kesulitan dari ukuran saja. Dari bentuk terutama. Dan ini bukan fiber. Semua bodi pakai pelat," lanjut Franky yang menyerahkan projek ini ke bengkel auto5 di Jalan Garuda 87, Bandung, Jawa Barat.

Dan karena mengandalkan kedua tangan, tak pelak hasilnya cukup lama. Franky mengatakan butuh waktu selama 1,5 tahun hanya untuk pembentukkan bodi saja. 

"Lama pengerjaan untuk pelat 1,5 tahun itu untuk pembentukkan bodi saja. Dan lainnya cenderung enggak sulit," ungkap Frengky. "Setelah itu 3 bulan untuk finishing bikin interior custom dari fiber, kaca, pelek, engine mounting," tambahnya.

Unsur-unsur Bugatti Veyron sangat diperhatikan oleh kreatornya. Seperti grille, bonnet yang melengkung, bodi gambot dan buntut yang bungkuk tercipta dari mobil satu ini. Untuk membuat orang tertipu logo Bugatti di depan dan belakang pun dia sematkan. Dan untuk bonnet disemarkan motorized.

Dan untuk urusan mesin, Franky mesinnya Mitsubishi Galant V6 2500 cc. Hanya saja dioprek lumayan banyak dengan menggunakan VR4 twin turbo intercooler. "Mesin cuma di-swap," cetusnya.

Ada yang patut disimak. Bugatti Veyron jadi-jadian ini menggunakan mesin di depan. Aslinya sih mesin Bugatti Veyron ada di belakang. 

Nah, untuk memperkuat kesan Bugatti Veyron, Franky menggunakan aksen mesin Bugatti Veyron sungguhan di belakang. Proses pembuatannya pun tak sulit. 

Hanya meniru bentuk aslinya yang beredar di internet. "Kegunaannya cuma untuk gaya-gayaan aja biar kelihatan beneran," tambahnya.

Sedangkan detail bodi seperti lampu utama dan lampu belakang mencomot lampu yang mirip aslinya. Lampu depan menggunakan Toyota Supra. "Dan lampu belakang lampu mobil dari merek Jepang lainnya. Gue lupa merek apa," tandasnya

Untuk peleknya pakai Vellano ring 20 dibalut ban Toyo 295/25 (belakang), ban Dunlop 245/35 (depan), dan di bagian pelek dicetak logo Bugatti. Suspensi mengandalkan VR4 custom. Dan piranti penghenti lajunya punya Mitsubishi VR4 juga yang sudah dimodifikasi. 

Alasan mengubah kaki-kaki karena bobo mobil bertambah. Tapi dengan perubahan tersebut, bertambahnya bobot tidak menjadi masalah lagi. Mobil ini pun diklaim aman untuk sehari-hari.

"Mobil bertambah bobotnya. Untuk mengangkut bobot itu perlu ban besar dan suspensi handal. Makanya agak dirubah sedikit kaki-kakinya," cerita Franky.

Beralih ke interior. Mitsubishi Galant yang tadinya 4 penumpang, kini hanya 2 penumpang. Bagian belakangnya digunakan untuk menyematkan Audio. Susah memang kalau sudah hobi sampai tak memikirkan orang lain. Begini jadinya.

Tapi kalau dipikir-pikir boleh saja. Soalnya sport car memang jarang menampung 2 penumpang belakang. Headunit Pioneer DVH 3450, power Rogers 6.400 dan 1.500 serta speaker DLS R6A, subwoofer 2 buah Kenwood KVX10 10 inci sudah menjadi sarapan.

Untuk menguatkan tema Bugatti Veyron, desain dashboard dirancang ulang. Sedangkan bawaan pabrik dibuang, hanya menyisakan sensor AC yang diletakkan di atas kaca.

Berapa dananya? Untuk urusan ini Franky enggak mau buka-bukaan. "Berapa ya? Jangan omongin dana deh," senyumnya.