Negara Negara Terinfeksi Virus, Indonesia Aman
Walau
Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan kiamat internet hanya gosip
belaka, nyatanya serangan trojan benar terjadi di dunia.
BBC melaporkan 10 negara yang terinfeksi virus DNS Changer. Untungnya Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang terancam kiamat internet 9 Juli kemarin.
BBC melaporkan 10 negara yang terinfeksi virus DNS Changer. Untungnya Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang terancam kiamat internet 9 Juli kemarin.
rri.co.id
Dua negara asal Asia, yaitu India dan China, masuk dalam 10 negara yang
terinfeksi. Setidaknya ada 26.494 Domain Name System (DNS) di India dan
10.304 DNS di China yang terkena virus DNS Changer.
DNS yang terinfeksi di kedua negara tersebut masih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang mencapai 69.517. Dampak terbesar akan terasa di Eropa. Ada lima yang menjadi korban, yaitu Italia (26.595 DNS), Inggris (19.589), Jerman (18.427), Prancis (10.304), dan Spanyol (10.213).
Australia, berdasarkan daftar tersebut menempati urutan terakhir dari negara yang terinfeksi DNS Changer dengan jumlah sekitar 8.518.
Sebelumnya, Reuters mengatakan akan ada 250 ribu komputer yang tidak dapat terhubung dengan dunia maya akibat terinfeksi virus.
Sedangkan situs Telegraph memberitakan komputer yang menjadi korban virus akan lebih dari 350 ribu. Para pakar keamanan internet sudah mengatakan agar para penyedia jasa internet (internet service provider, ISP) segera melakukan tindakan pemulihan setelah sejumlah komputer terdeteksi virus.
FBI untuk sementara waktu telah memindahkan korban yang terinfeksi ke server sementara. Adapun FBI terpaksa harus mematikan server itu karena biaya operasionalnya mencapai puluhan hingga ratusan juta perbulan dan untuk itu dapat berisiko memblokir akses internet para korban.
Lebih dari 300.000 orang, sebagian besar di AS dan Inggris kehilangan akses internet, ketika FBI mematikan server yang selama ini digunakan untuk pencurian melalui internet.
DNS yang terinfeksi di kedua negara tersebut masih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang mencapai 69.517. Dampak terbesar akan terasa di Eropa. Ada lima yang menjadi korban, yaitu Italia (26.595 DNS), Inggris (19.589), Jerman (18.427), Prancis (10.304), dan Spanyol (10.213).
Australia, berdasarkan daftar tersebut menempati urutan terakhir dari negara yang terinfeksi DNS Changer dengan jumlah sekitar 8.518.
Sebelumnya, Reuters mengatakan akan ada 250 ribu komputer yang tidak dapat terhubung dengan dunia maya akibat terinfeksi virus.
Sedangkan situs Telegraph memberitakan komputer yang menjadi korban virus akan lebih dari 350 ribu. Para pakar keamanan internet sudah mengatakan agar para penyedia jasa internet (internet service provider, ISP) segera melakukan tindakan pemulihan setelah sejumlah komputer terdeteksi virus.
FBI untuk sementara waktu telah memindahkan korban yang terinfeksi ke server sementara. Adapun FBI terpaksa harus mematikan server itu karena biaya operasionalnya mencapai puluhan hingga ratusan juta perbulan dan untuk itu dapat berisiko memblokir akses internet para korban.
Lebih dari 300.000 orang, sebagian besar di AS dan Inggris kehilangan akses internet, ketika FBI mematikan server yang selama ini digunakan untuk pencurian melalui internet.
Posting Komentar