Notasi Musik Lahir Berkat Lantunan Alquran
Selain memberi petunjuk bagi umat manusia, Kitab Suci umat Islam itu
juga memberi banyak inspirasi penting bagi kehidupan. Dari lantunan
Alquran, banyak orang melakukan perubahan. Dari lantunan Alquran pula,
notasi musik dilahirkan. Coba bayangkan, apa jadinya jika hidup ini tak
dihiasi notasi?
Bacaan Alquran yang dilakukan secara berirama sesuai ilmu tajwid (ilmu tentang tata cara membaca Alquran), menjadikan Qutb al Din Al Shirazi (1236-1311) terpikir untuk membuat notasi. Di dalam tajwid dikenal hukum-hukum untuk memanjangkan bacaan (maad), menghentikan bacaan (waqf), mendengungkan bacaan (idgham), dan sebagainya.
Inilah yang menjadi ilham bagi Shirazi. Dia bukanlah seorang ahli yang memiliki bekal pendidikan musik. Dia juga bukan seorang pemain musik. Shirazi lahir dari keluarga dokter. Dalam pendidikannya, dia banyak mendalami bidang matematika. Selain notasi, Shirazi juga banyak membuat karya tentang matematika.
Dari temuan Shrazi inilah kemudian lahir banyak karya musik besar yang mempengaruhi perubahan dunia. Dalam buku berjudul The Sound of Rules in Reading The Quran in Qutb Al Din Al Shirazi’s Music Notation, pakar dari Universitas Erciyes, Turki, Fazli Arslan, mengungkapkan bahwa temuan Shirazi itu merupakan awal dari notasi musik Timur.
Memang notasi Shirazi tidak langsung sempurna seperti tangga nada yang kita kenal saat ini. Di masa selanjutnya, notasi karya Shirazi ini disempurnakan oleh Al Kindi. Dia melengkapi penggunaan huruf sesuai abjad dalam notasi musik. Dari perpaduan kedua pakar itulah kemudian notasi musik menjadi lebih sempurna.
Dalam perkembangannya, notasi karya Shirazi yang disempurnakan oleh Al Kindi ini diadopsi dunia Barat. Di Barat, musik menggunakan notasi pertama kali dimainkan oleh musikus Giovani Gabrielli. Dia meninggal tahun 1612. Salah satu reportoarnya yang sangat terkenal adalah Gabriealli Sacrae Symphoniae (1597).
Temuan notasi ini kemudian menjadi lebih terkenal ketika abad keemasan musik datang dengan lahirnya tokoh seperti Mozart dan Beethoven. Di zaman sekarang, notasi musik ini sudah sangat populer diajarkan di sekolah-sekolah umum.
Bacaan Alquran yang dilakukan secara berirama sesuai ilmu tajwid (ilmu tentang tata cara membaca Alquran), menjadikan Qutb al Din Al Shirazi (1236-1311) terpikir untuk membuat notasi. Di dalam tajwid dikenal hukum-hukum untuk memanjangkan bacaan (maad), menghentikan bacaan (waqf), mendengungkan bacaan (idgham), dan sebagainya.
Inilah yang menjadi ilham bagi Shirazi. Dia bukanlah seorang ahli yang memiliki bekal pendidikan musik. Dia juga bukan seorang pemain musik. Shirazi lahir dari keluarga dokter. Dalam pendidikannya, dia banyak mendalami bidang matematika. Selain notasi, Shirazi juga banyak membuat karya tentang matematika.
Dari temuan Shrazi inilah kemudian lahir banyak karya musik besar yang mempengaruhi perubahan dunia. Dalam buku berjudul The Sound of Rules in Reading The Quran in Qutb Al Din Al Shirazi’s Music Notation, pakar dari Universitas Erciyes, Turki, Fazli Arslan, mengungkapkan bahwa temuan Shirazi itu merupakan awal dari notasi musik Timur.
Memang notasi Shirazi tidak langsung sempurna seperti tangga nada yang kita kenal saat ini. Di masa selanjutnya, notasi karya Shirazi ini disempurnakan oleh Al Kindi. Dia melengkapi penggunaan huruf sesuai abjad dalam notasi musik. Dari perpaduan kedua pakar itulah kemudian notasi musik menjadi lebih sempurna.
Dalam perkembangannya, notasi karya Shirazi yang disempurnakan oleh Al Kindi ini diadopsi dunia Barat. Di Barat, musik menggunakan notasi pertama kali dimainkan oleh musikus Giovani Gabrielli. Dia meninggal tahun 1612. Salah satu reportoarnya yang sangat terkenal adalah Gabriealli Sacrae Symphoniae (1597).
Temuan notasi ini kemudian menjadi lebih terkenal ketika abad keemasan musik datang dengan lahirnya tokoh seperti Mozart dan Beethoven. Di zaman sekarang, notasi musik ini sudah sangat populer diajarkan di sekolah-sekolah umum.
Posting Komentar