Sepak Terjang Yahudi AS Peralat Holocaust Untuk Hindari Pajak
Seorang pembuat jam asal AS mengatakan bahwa
dirinya menyembunyikan dana di sebuah rekening bank Swiss karena
"tindakan penyelamatan" yang dipelajarinya dari Holocaust.
Jack Barouh, pembuat jam berusia 65 tahun, mengatakan bahwa tindakan
diam-diamnya tersebut dilakukan karena kekhawatirannya sebagai seorang
Yahudi. Ia takut "dianiaya" dan "tiba-tiba kehilangan".
Barouh merupakan salah satu dari sekian banyak warga negara AS yang
diproses karena menghindari pajak dan memiliki rekening rahasia di bank
Swiss, UBS. Tahun lalu, bank tersebut mengaku pada pemerintahan AS bahwa rekening-rekening seperti itu memang ada. Sebagian di antaranya mungkin telah membantu warga negara AS menghindari pajak.
Kesepakatan UBS dengan AS tersebut memecahkan tradisi perbankan Swiss
yang sebelumnya dikenal selalu ketat dalam menjaga rahasia. Kesepakatan
tersebut diharapkan juga akan menjadi sebuah pendorong bagi ribuan
orang klien UBS yang berada di Amerika untuk secara suka rela
mengungkapkan rincian keuangan mereka kepada biro pajak departemen
keuangan AS, dan akan ditelusuri kemudian.
"Hal ini bukanlah sebuah kunci untuk menuju dunia tersembunyi dari
kerahasiaan Bank," kata komisaris IRS (biro pajak depkeu AS), Doug
Shulman. "Perjanjian ini mewakili sebuah langkah besar yang maju dengan
upaya IRS untuk menembus selubung kerahasiaan bank dan memerangi
tindakan dari orang-orang yang menghindari pajak."
Shulman mengatakan bahwa rekening-rekening tersebut sempat mengandung
dana sebesar $18 miliar, meski kemudian ada banyak rekening yang sudah
ditutup. Shulman mengatakan bahwa rekening-rekening tersebut sempat mengandung
dana sebesar $18 miliar, meski kemudian ada banyak rekening yang sudah
ditutup.
Menteri kehakiman Swiss Eveline Widmer-Schlumpf dalam sebuah
konferensi pers di Bern mengatakan bahwa kesepakatan tersebut
menyingkirkan adanya ancaman tuntutan hukum, yang bukan hanya
membahayakan eksistensi bank tersebut, namun juga akan memberikan
hantaman keras bagi keadaan ekonomi Swiss.
Barouh dinyatakan bersalah pada bulan Februari lalu karena berusaha
mengisi formulir pajak dengan data palsu, tidak menyebutkan aset-asetnya
yang disimpan di rekening non-AS. Dengan didukung laporan seorang dokter, Barouh mengatakan bahwa
dirinya punya masalah dengan mentalitas "suka bersembunyi", yang sering
ditemukan pada korban selamat Holocaust dan keluarga mereka. Kedua orang tua Barouh konon selamat dari pembunuhan pada Perang Dunia II dan melarikan diri ke Eropa.
Barouh mengaku menyembunyikan sekitar $10 juta di berberapa rekening
bank yang ia kendalikan dari tahun 2002 hingga 2008, dan
rekening-rekening itu bukan hanya ada di Swiss.
Barouh, bersama dengan ratusan orang lainnya, ditangkap setelah tahun lalu UBS mengeluarkan pengakuan bahwa pihaknya membantu klien-klien kaya AS menghindari pajak. UBS membayar denda sebesar $780 juta. Perkumpulan orang yang selamat dari Holocaust berikut keturunan mereka menolak upaya pertahanan diri Barouh.
Kepada kantor berita Reuters, organisasi tersebut mengatakan: "Korban
selamat Holocaust dan keluarga menolak tudingan yang merendahkan dan
menyebutkan bahwa perilaku orang yang selamat dari Holocaust dapat
membenarkan upaya menghindari pajak, sebuah hal yang ilegal.
Asisten Jaksa Penuntut Umum AS, Jeffrey Neiman, juga mengatakan bahwa alasan Holocaust tersebut tidak bisa dibenarkan. "Hal itu tidak memberi hak pada terdakwa untuk melanggar hukum. Penggelapan pajak tetaplah penggelapan pajak." Barouh mendekam di penjara selama 10 bulan. (dn/bc/sm) www.suaramedia.com
Posting Komentar