Kejanggalan Cerita 9/11 Timbulkan Tanda Tanya Media
Seperti diberitakan oleh Washington Times, disebutkan: "Masih ada tanda
tanya teknis mengenai serangan 11 September yang masih bergelayut di
benak sejumlah orang, dan hal itu merembet ke ranah politik."
"Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh
dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur
mempertanyakan hal tersebut, mereka menyerukan kepada Kongres untuk
memerintahkan investigasi baru terhadap peristiwa runtuhnya menara
kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah
berakhir. Menurut sejumlah ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak
mungkin terjadi."
"Untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka
harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus
mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco
yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for
9/11 Truth.
Gage, yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk
lebih dari 1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi
baru dan meminta agar dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan Federal Emergency Management dan National Institute of
Standards and Technology (NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung
tersebut terbukti tidak cukup, berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh
karena itu, kami menyerukan dilakukannya investigasi terhadap para
pejabat NIST," tambah Gage.
Gage menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara
kembar tersebut memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama
bertahun-tahun.
Tim King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS
memang ingin masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk
karena lalapan api. Akan tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang
mampu meruntuhkan gedung pencakar langit. Jilatan api memang membakar
hingga kerangka bangunan, tapi api tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi
bangunan yang paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar
tersebut tidak akan sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri
runtuh."
"Ketika kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web
kami, mengetahui adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas
situs Salem News."
Salem News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum
menyadari bahwa ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal
11 September 2001. Dan gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun,
dalam gedung tersebut terdapat banyak catatan yang berharga bagi
industri keuangan.
"Kata-kata Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh
universitas dan perusahaan konstruksi. Konstruksi bangunan menara
tersebut memang dirancang khusus untuk dapat menahan dampat tabrakan
peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet mirip dengan diesel dan
tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di saluran radio, para
pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa mudahnya memadamkan
bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan beberapa orang
pemadam saja."
Jeff Gates, seorang penulis di Salem News, mengatakan bahwa
satu-satunya negara yang akan diuntungkan dari peperangan (pasca
persitiwa 9/11) adalah Israel.
"Misalnya saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa
setelah peristiwa seperti 9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya
untuk melakukan balasan atas serangan tersebut. Dengan data intelijen
palsu yang sengaja ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa pasukan tersebut diarahkan untuk
menginvasi Irak, bukan untuk membalas peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu
hari setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa
kematian 3.000 warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik
bagi Israel. Pembunuhan massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor
perekonomian Israel yang tengah tumbuh."
Richard Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7,
sebuah gedung pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat,
"namun gedung tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga
mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai
terdengarnya ledakan dan kilatan pada saat gedung-gedung tersebut
runtuh. "Sebagian menyatakan adanya bagian-bagian gedung yang terbuat
dari baja terlempar secara horisontal sejauh 600 kaki (182 meter) dengan
kecepatan 60 meter per jam dan decking beton dan metal seberat 90.000
ton yang runtuh seketika."
Salem News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa
gedung-gedung tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan
dari dalam. Para pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di
Las Vegas, setidaknya sebelum dilanda krisis ekonomi nasional,
meletakkan bahan peledak utama di lorong-lorong lift dan juga di
berbagai titik stragtegis dalam struktur gedung."
"Jika Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat
dilihat dengan mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang
direncanakan."
"Ada pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade
Center," kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok
tersebut sudah disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun, tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka
tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan
investigasi." (dn/ip/wt) www.suaramedia.com
Posting Komentar