Indahnya Bertemu Jodoh
By: M. Agus Syafii
Ditengah ibunda tercinta yang sakit-sakitan dan ayahnya selalu menanyakan kapan dirinya hendak menikah karena adik-adiknya menunggu dia untuk segera menikah. Sekalipun belum genap usia tiga puluh tahun sebagai anak pertama membuat semua tanggung jawab berada di pundaknya. Kehidupannya selalu saja mendapatkan kelancaran selesai kuliah langsung bisa bekerja bahkan tidak sampai satu tahun telah dipercaya untuk memimpin satu project. Ditengah kebahagiaan itu semua terasa hidup kesepian ditengah kesuksesan yang telah diraihnya.
Kedatangannya di Rumah Amalia pada satu kegiatan telah lama direncanakan namun baru hari itu niatnya kesampaian. "Saya berniat untuk shodaqoh agar Allah mengabulkan doa saya untuk segera bertemu dengan jodoh saya..Mas," tuturnya. Pagi itu suara anak-anak Amalia sedang membaca Yasin terdengar meresap dalam hati. Menyejukkan hati siapapun yang selalu berharap dan memohon kepada Allah ditengah keputusasaan.
Sampai kemudian Allah menjawab doanya. Disaat pulang kerja hapenya berdering ada SMS dari bapak. "Mbak, bapak minta mbak Sholat Istikharah, ada pemuda yang melamar pada bapak, segeralah pulang untuk memberikan jawaban." Membaca SMS itu membuat air matanya meleleh. Terbayang wajah bapak dan Ibunya bahagia karena anaknya yang menjadi harapan kedua orang tuanya telah menemukan jodoh justru disaat keputusasaan dirinya dan dilaksanakan anjuran bapaknya untuk Sholat Istikharah setelah itu segera menemui Bapak dan Ibu penuh dengan kemantapan hati untuk menerima lamaran. Sosok laki-laki yang sudah dikenalnya sejak duduk dibangku SMP. Laki-laki yang sholeh baik, jujur dan bertanggung jawab. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan cepat bertemu jodohnya akhirnya menikah dengan doa dan restu kedua orang tuanya, penuh kebahagiaan yang berlimpah. Subhanallah..
Wassalam,
M. Agus Syafii
Ditengah ibunda tercinta yang sakit-sakitan dan ayahnya selalu menanyakan kapan dirinya hendak menikah karena adik-adiknya menunggu dia untuk segera menikah. Sekalipun belum genap usia tiga puluh tahun sebagai anak pertama membuat semua tanggung jawab berada di pundaknya. Kehidupannya selalu saja mendapatkan kelancaran selesai kuliah langsung bisa bekerja bahkan tidak sampai satu tahun telah dipercaya untuk memimpin satu project. Ditengah kebahagiaan itu semua terasa hidup kesepian ditengah kesuksesan yang telah diraihnya.
Kedatangannya di Rumah Amalia pada satu kegiatan telah lama direncanakan namun baru hari itu niatnya kesampaian. "Saya berniat untuk shodaqoh agar Allah mengabulkan doa saya untuk segera bertemu dengan jodoh saya..Mas," tuturnya. Pagi itu suara anak-anak Amalia sedang membaca Yasin terdengar meresap dalam hati. Menyejukkan hati siapapun yang selalu berharap dan memohon kepada Allah ditengah keputusasaan.
Sampai kemudian Allah menjawab doanya. Disaat pulang kerja hapenya berdering ada SMS dari bapak. "Mbak, bapak minta mbak Sholat Istikharah, ada pemuda yang melamar pada bapak, segeralah pulang untuk memberikan jawaban." Membaca SMS itu membuat air matanya meleleh. Terbayang wajah bapak dan Ibunya bahagia karena anaknya yang menjadi harapan kedua orang tuanya telah menemukan jodoh justru disaat keputusasaan dirinya dan dilaksanakan anjuran bapaknya untuk Sholat Istikharah setelah itu segera menemui Bapak dan Ibu penuh dengan kemantapan hati untuk menerima lamaran. Sosok laki-laki yang sudah dikenalnya sejak duduk dibangku SMP. Laki-laki yang sholeh baik, jujur dan bertanggung jawab. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan cepat bertemu jodohnya akhirnya menikah dengan doa dan restu kedua orang tuanya, penuh kebahagiaan yang berlimpah. Subhanallah..
Wassalam,
M. Agus Syafii
Posting Komentar