Snippet

Datangi Masjid, Ratu Norwegia Tinggalkan Atribut Duniawi

http://media.monstersandcritics.com/galleries/1198206/0134452950085.jpgBelum pernah sebelumnya anggota dari keluarga kerajaan Norwegia mengunjungi Masjid di Norwegia. Tetapi kemarin Ratu Sonja mengunjungi Masjid dari Islam Cultural Centre Norwegia (ICCN) di Grønland, Oslo. Ratu mengelilingi masjid dan melihat Al-Quran kuno yang dituliskan dalam tulisan tangan serta karya seni Islam.

Masjid Pusat Kebudayaan Islam tersebut tidak pernah tersembunyi di mana mereka mendapatkan inspirasi ideologis dari Jamaat-e-Islami di Pakistan, sebuah organisasi yang dianggap ekstrim dalam agama dan politik.

Juru Bicara istana Sven Gj. Gjeruldsen mengatakan bahwa sang Ratu ada di sana setelah menerima undangan untuk membuka pameran, dan menambahkan bahwa secara umum keluarga istana tidak mengomentari alasan kedatangan mereka.

Per Sandberg, Wakil kepala Frp (Progress Party), berpikir bahwa keluarga kerajaan dapat mengunjungi siapapun yang mereka inginkan. Tetapi, ia mengatakan, ia berharap ratu tidak akan mengesahkan sebuah Masjid dengan sikap radikal. Dia dapat mengunjungi Masjid dengan sudut pandang yang moderat. Ini adalah sebuah paradox bahwa banyak umat Islam di Norwegia yang mengikuti gerakan radikal dalam Islam setelah mereka datang ke Norwegia.

Laila Bokhari, peneliti di Norwegian Institute of International Affairs, mengatakan bahwa Jamaat-e-Islami adalah gerakan konservatif dan fundamentalis. Salah satu pemimpin gerakan tersebut, Qazi Hussain Ahmad, tidak jelas terhadap sikapnya terhadap al-Qaida dan Osama bin Laden, menurut Bokhari.

Ahmad diundang oleh Pusat Kebudayaan Islam di Oslo pada tahun 2004 untuk memberikan sambutannya. Fahrat Taj yang berasal dari Pakistan, menulis disertasi doktor mengenai hak asasi manusia dan Islam. Dia mengatakan bahwa Pusat Islam Budaya, melalui link ke ideologis Jamaah-e-Islami di Pakistan, menempatkan dirinya di sayap fundamentalis.

Taj mengatakan bahwa di Pakistan Jamaah-e-Islami yang dianggap memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Itu adalah tipikal dari Jamaat-e-Islami yang sekarang merupakan salah satu dari tiga kelompok politik yang tidak mendukung pasukan operasi terhadap tindakan ekstrimis di wilayah Swat.

Menurut pers Pakistan, sekitar tahun 1990 Qazi Hussain Ahmad memiliki beberapa pertemuan dengan bin Laden. Setelah serangan teror terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001, menurutnya orang-orang Yahudilah yang bertanggung jawab. Jika salah seorang dari pemimpin atas al-Qaeda, Khalid Sheikh Muhammad, yang ditangkap pada 2003, ia ditemukan berada di rumah salah satu anggota penting Jamaat-e-Islami. Beberapa ahli berkonsultasi di Aftenposten menekankan, bagaimanapun juga, bahwa Jamaat-e-Islami itu tidak pernah menjadi bagian dari jaringan teroris bin Laden.

Mehboob ur-Rehman, seorang imam di Pusat Kebudayaan Islam, duduk di Dewan Fatwa Eropa yang dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi. Awal tahun ini al-Qaradawi memberi selamat kepada Adolf Hitler yang dengan keras menghukum orang-orang Yahudi selama WWII.

Jamaat-e-Islami didirikan di British India di tahun 1940-an dan didasarkan pada ide-ide dari Sayyid Maududi. Ide Utamanya adalah gagasan negara Islam yang murni dari pengaruh Barat. Pada akhir tahun 1970-an, Jamaat-e-Islam adalah andalan untuk rezim ultra reaksioner Zia ul-Haq.

Di tengah perjalanannya sang ratu secara resmi membuka "Pameran Islam 2009". Pameran tersebut memperkenalkan sebuah kehidupan dan ajaran Islam melalui antara lain: poster, kaligrafi Arab, Quran dan desain hijab. 

"Kami ingin memberi orang-orang sebuah perkenalan mengenai Islam. Kami hidup dalam masyarakat multikultural, penting untuk mengetahui tentang semua orang yang tinggal di dalamnya," kata Ahmad Ikklaq dari ICCN.

Aaminah Woqas (8) dan Shahzaib Amad Khan (10) menyambut Ratu ke Masjid dan dia memberinya bunga. Mereka pikir itu menyenangkan untuk bersalaman dengan ratu, tetapi untuk Shahzaib tidak semuanya berjalan seperti yang diharapkan.

"Saya pikir dia akan datang dengan limosin dan membawa pengawalnya, namun dia meninggalkan semua atribut duniawi tersebut di kerajaannya. Tapi itu sangat menyenangkan bisa bertemu langsung dengan ratu."

Salah satu dari tujuan ICCN untuk menaikan pemahaman antar Muslim dan Non-Muslim.

ICCN adalah komunitas yang independen di Norwegia tanpa link ke organisasi Jamaat-e-Islami di Paksitan. Meski demikian, juru bicara ICCN menyatakan bahwa Jamaah-al-Islami adalah sumber inspirasi mereka. Ketika ICCN mengirimkan bantuan kemanusiaan, uang masuk melalui organisasi yang berkaitan dengan Jamaat-e-Islami.