Radiasi Nuklir Pengaruhi Jenis Kelamin Bayi
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl (foreignpolicy.com) |
Hasil penelitian terbaru membantah keyakinan selama ini bahwa dampak radiasi nuklir tidak banyak mempengaruhi genetika manusia. Justru, radiasi nuklir ternyata menunjukkan tren peningkatan jumlah kelahiran bayi laki-laki.
Hagen Scherb dan Kristina Voigt, peneliti dari Helmholtz Zentrum, Munchen, Jerman menyebutkan bahwa mereka menemukan fakta bahwa radiasi dari uji coba bom nuklir serta kecelakaan Chernobyl telah memberikan efek negatif jangka panjang bagi warga sekitar khususnya pada rasio kelahiran bayi laki-laki dan perempuan.
Pada penelitian, mereka menemukan tingginya kelahiran laki-laki dibanding perempuan di Eropa dan Amerika Serikat antara tahun 1964 dan 1975. “Kemungkinan penyebabnya adalah paparan radiasi dari uji coba bom nuklir sebelum uji coba seperti itu dilarang pada tahun 1963,” sebut kedua peneliti, seperti dikutip dari TGDaily, 31 Mei 2011.
Uji coba seperti itu, sebut peneliti, mempengaruhi banyak populasi manusia setelah jeda beberapa waktu.
Dari penelitian, mereka juga menemukan lonjakan signifikan kelahiran bayi laki-laki di Eropa pada tahun 1987 atau setahun setelah bencana Chernobyl. Tren tersebut tidak terjadi di Amerika Serikat yang tidak banyak terpengaruh oleh radiasi Chernobyl.
Ketidakseimbangan jumlah kelahiran laki-laki dan perempuan juga tampak signifikan di antara populasi manusia yang tinggal dalam radius 35 kilometer dari fasilitas nuklir yang ada di Jerman dan Swiss.
“Hasil penelitian kami membantah keyakinan selama ini bahwa efek turun temurun akibat radiasi nuklir belum terdeteksi pada populasi manusia,” sebut kedua peneliti. “Kami menemukan bukti kuat bahwa adanya gangguan genetik akibat radiasi tersebut,” ucap mereka.
Hagen Scherb dan Kristina Voigt, peneliti dari Helmholtz Zentrum, Munchen, Jerman menyebutkan bahwa mereka menemukan fakta bahwa radiasi dari uji coba bom nuklir serta kecelakaan Chernobyl telah memberikan efek negatif jangka panjang bagi warga sekitar khususnya pada rasio kelahiran bayi laki-laki dan perempuan.
Pada penelitian, mereka menemukan tingginya kelahiran laki-laki dibanding perempuan di Eropa dan Amerika Serikat antara tahun 1964 dan 1975. “Kemungkinan penyebabnya adalah paparan radiasi dari uji coba bom nuklir sebelum uji coba seperti itu dilarang pada tahun 1963,” sebut kedua peneliti, seperti dikutip dari TGDaily, 31 Mei 2011.
Uji coba seperti itu, sebut peneliti, mempengaruhi banyak populasi manusia setelah jeda beberapa waktu.
Dari penelitian, mereka juga menemukan lonjakan signifikan kelahiran bayi laki-laki di Eropa pada tahun 1987 atau setahun setelah bencana Chernobyl. Tren tersebut tidak terjadi di Amerika Serikat yang tidak banyak terpengaruh oleh radiasi Chernobyl.
Ketidakseimbangan jumlah kelahiran laki-laki dan perempuan juga tampak signifikan di antara populasi manusia yang tinggal dalam radius 35 kilometer dari fasilitas nuklir yang ada di Jerman dan Swiss.
“Hasil penelitian kami membantah keyakinan selama ini bahwa efek turun temurun akibat radiasi nuklir belum terdeteksi pada populasi manusia,” sebut kedua peneliti. “Kami menemukan bukti kuat bahwa adanya gangguan genetik akibat radiasi tersebut,” ucap mereka.
Posting Komentar