Snippet

Review Sniper Elite V2: Bidik, Tembak, Hancurkan!

Gamer penggemar FPS mana yang tidak menyukai peran sebagai seorang penembak jitu ketika memainkan franchise-franchise kesayangan mereka? Mengendap dan bersembunyi bagaikan hantu yang tidak terlihat, menyamar dan menyatu dengan lingkungan, dan memastikan setiap peluru yang keluar dari moncong senjata laras panjang mereka mengklaim sebuah kepala atau jantung musuh menjadi alasan mengapa para penembak jitu ini dicintai oleh para gamer.Sebagai mimpi buruk bagi pasukan infantri manapun, sniper mulai menjelma menjadi sebuah definisi “mesin pembunuh” yang paling efektif di pertempuran. Sensasi konstan inilah yang akan Anda rasakan di Sniper Elite V2.

Apakah nama Sniper Elite tidak terdengar asing bagi Anda? Benar sekali, Sniper Elite sendiri merupakan sebuah game third person shooter yang berfokus pada sepak terjang seorang penembak jitu di zaman Perang Dunia ke-II. Sempat dirilis di tahun 2005 silam dan mendapatkan respon yang cukup positif di kala itu, sang developer Rebellion Development akhirnya memutuskan untuk mengembangkan “versi kedua”nya – Sniper Elite V2 yang baru saja dirilis secara multi-platform. Sebuah game yang akan memungkinkan Anda menyelami peran sebagai seorang sniper? Anda akan lebih mendapatkan kesan sebagai seorang “One-Man Army” ala Rambo.

Lantas bagaimana performa game ini secara keseluruhan? Mampukan Sniper elite V2 menghadirkan keunikan dan kualitas yang membuatnya berbeda dibandingkan game third person shooter lainnya?

Plot

Anda akan berperan sebagai prajurit dalam samaran - Karl Fairburne
Persenjataan militer Jerman yang maju membuat banyak negara tertarik untuk menguasainya
Perang Dunia II bukanlah sekedar gempuran peluru dan ledakan artileri yang menghantam kota-kota besar dan mengklaim ratusan ribu nyawa di dataran Eropa dan Asia, ia lebih dari itu. Semua kekuatan besar yang berusaha mengakhiri kejahatan kemanusiaan ini ternyata juga menyimpan segudang rahasia, salah satunya menyelimuti hidup karakter utama Anda – Karl Fairburne. Menyamar sebagai bagian dari pasukan elite Jerman, Fairburne mendapatkan satu misi utama dari negaranya – Amerika Serikat, yakni mendapatkan teknologi perang Jerman yang memang terhitung paling maju saat itu. Tidak hanya mendapatkan salinan teknologi yang ada, ia juga diperkenankan untuk menangkap atau membunuh para ilmuwan yang bekerja di balik layar pengembangan senjata-senjata ini. Fokus utamanya adalah rudal V-2 yang fenomenal.

Sebagai pasukan militer rahasia, Fairburne tidak memiliki ally sama sekali. Daripada seorang penembak jitu, Fairburne lebih cocok dikatakan sebagai “One-Man Army” yang dilemparkan ke daerah konflik dan dituntut untuk berpikir bebas. Tidak hanya berhadapan dengan pasukan Nazi, Anda juga harus menyerang diam-diam pasukan Russia yang juga berbagi kepentingan yang sama – keinginan untuk menguasai teknologi Jerman. Masuk dan menginfiltrasi daerah musuh tentu bukan pekerjaan yang mudah karena Anda harus berhadapan dengan segudang pasukan infantri bersenjata lengkap. Lebih buruknya lagi? Mereka juga akan dipersenjatai dengan senjata berat dan tank.