Snippet

Kualitas Rendah Kemampuan dan Keterampilan Lulusan Sarjana/SMA yang Tidak Siap Kerja

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia menurut banyak orang masih tertinggal dibandingkan dengan kualitas sdm dari negara lainnya. Hal ini tidak terlepas dari kualitas pendidikan di negara kita yang secara umum berkualitas rendah sehingga menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak siap berkompetisi secara global dan lebih berorientasi menjadi pegawai dibandingkan dengan membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Selama berada di bangku sekolah dan bangku kuliah para siswa dan mahasiswa terlalu banyak diajarkan teori tanpa banyak praktek kerja sehingga kemampuan yang lebih terasah selama mengenyam pendidikan formal yaitu seperti kemampuan menjawab soal, kemampuan menghapal, kemampuan mencari nilai tinggi, kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan buku teori, kemampuan bergaul dengan teman-teman, kemampuan pamer kekayaan di depan orang-orang, kemampuan pacaran, dan lain sebagainya. Padatnya materi pelajaran menyebabkan para murid dan mahasiswa lebih banyak sibuk belajar teori daripada praktek sesuai dengan yang dibutuhkan di dunia kerja nyata.

Kenyataan yang menyedihkan ini memang terlihat dari kualitas manusia-manusia indonesia jebolan sekolah dan kampus berikut ini :

1. Tidak Siap Bekerja Sesuai Kebutuhan Pasar
Banyak orang yang kaget karena ternyata bekerja di perusahan-perusahan pada level dasar ternyata tidak terlalu banyak membutuhkan teori-teori yang rumit seperti yang diajarkan di bangku sekolah maupun kuliah. Hanya butuh kemampuan spesifik tertentu untuk menjalankan perannya di tempat kerja. Kenyataannya biasanya para karyawan atau pegawai baru akan diberikan pendidikan dan pelatihan tambahan hanya agar tahu pekerjaan apa akan dikerjakannya nanti dan cara beradaptasi yang baik di tempat kerjanya. Walhasil para karyawan baru pun harus mengubur ilmu yang telah didapatnya dan mulai balajar sesuatu yang baru lagi agar bisa bertahan di pekerjaan yang baru didapatnya.

2. Tidak Punya Pengalaman Kerja Yang Cukup
Banyak perusahaan yang mencari pegawai baru yang sudah memiliki pengalaman jam terbang tertentu pada suatu pekerjaan karena sudah tahu bahwa para lulusan baru jebolah sekolahan dan kampus adalah orang-orang yang tidak mengerti kondisi di lapangan langsung. Orang-orang yang sudah pernah bekerja dan berpengalaman umumnya sudah mengetahui seluk beluk pekerjaannya dilapangan, sedangkan para fresh graduate butuh waktu dan butuh bimbingan untuk mencapai kemampuan yang diinginkan.

3. Jago Kandang
Sumber daya manusia indonesia yang memiliki ijazah sma dan sarjana (S1, S2 dan S3) umumnya lebih suka berkarir di negara sendiri daripada di luar negeri karena untuk bisa bekerja di luar negeri butuh pendidikan tambahan spesifik tertentu seperti pendidikan bahasa dan pendidikan budaya sesuai negara tujuan kerja, agar nanti bisa beradaptasi dengan baik di negara yang menjadi tujuan berkarir. Masalahnya adalah bahwa di bangku sekolah dan di bangku kuliah pendidikan spesifik yang semacam itu tidak diberikan. Hasilnya adalah sdm-sdm yang lebih nyaman bekerja di negara sendiri daripada merangkai karir di negara lain.

4. Pengharapan dan Idealisme Tinggi
Memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi biasanya akan meningkatkan idealisme seseorang sehingga membentuk tingkatan gengsi tertentu seperti standar gaji, pekerjaan yang mau dikerjakan, level perusahaan yang mau dimasuki, dan lain-lain. Hal inilah yang kadang membuat jengah para pencari kerja dengan sifat kutu loncat, sifat sombong, sifat mengatur, sifat gengsian, sifat gila jabatan, dan sifat-sifat lainnya yang seharusnya tidak ditunjukkan secara terang-terangan oleh pegawai baru.

----
Kenyataan seperti ini seharusnya menggugah pihak yang berwenang untuk mulai bangun tersadar dan mulai mengubah sistem pendidikan di negara ini agar sumber daya manusia yang baru dicetak dari lembaga pendidikan formal (fresh graduate) baik smp, sma dan perguruan tinggi bisa memiliki kemampuan yang benar-benar siap kerja tanpa harus kaget dan syok ketika baru mulai bekerja. Hal ini bisa diminimalisir apabila teori dan praktek dipadukan secara apik seperti pagi belajar teori dan siang sampai sore bekerja secara profesional di kantor-kantor bonafid tanpa ada kewajiban dibayar. Dengan sistem pendidikan yang memadukan teori dengan praktek diharapkan pada siswa dan mahasiswa memiliki pengalaman yang cukup ketika lulus nanti.

Pendidikan kewirausahaan pun harus dikedepankan oleh seluruh institusi pendidikan di negara kita mulai dari tingkatan dasar hingga tinggi untuk menyesuaikan kondisi di negara kita yang memiliki jumlah pengangguran yang tinggi. Permintaan tenaga kerja pada pekerjaan baik-baik dan berpenghasilan layak yang jumlahnya sangat tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja di negara kita indonesia menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang tidak mampu diatasi oleh pemerintah. Pemerintah tidak boleh status quo dengan keadaan yang sakit seperti sekarang ini yang mementingkan kepentingan diri sendiri, partai dan golongannya.