Saksi Munculnya Malaikat Jibril & Tunggangannya Dalam Perang Badar
Dalam Islam, Malaikat merupakan hamba
dan ciptaan Allah SWT yang dijadikan dari cahaya lagi mulia dan
terpelihara dari maksiat. Mereka tidak bersuami atau isteri,
tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan
tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma menjadi apa saja
yang dikehendaki dengan izin Allah SWT.
Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Luth menyerupai lelaki yang rupawan. {1}
(Mendengarkan yang demikian), tetamunya berkata: "Wahai Luth! Sesungguhnya kami (adalah Malaikat) utusan
Tuhanmu. Kaum engkau yang jahat itu tidak sekali-kali akan dapat
melakukan kepadamu (bencana). Oleh itu, menjauhlah dari sini
bersama-sama dengan keluargamu pada tengah malam, dan janganlah
seorangpun di antara kamu menoleh ke belakang.
Kecuali
isterimu, sesungguhnya ia akan ditimpa azab yang akan menimpa mereka
(karena ia memihak kepada mereka). Sesungguhnya masa yang dijanjikan
untuk menimpakan azab kepada mereka ialah waktu subuh, bukankah waktu
subuh itu sudah dekat?" {2}
Ringkasnya - Selain mencatat amalan, dan menjalankan tugas-tugas lain yang telah ditentukan, para malaikat yang juga merupakan bala
tentara Allah SWT yang diturunkan ketika umat Islam berperang
menghadapi musuh yang sejak lama dahulu tidak pernah luntur semangatnya
untuk menghancurkan Islam. Perang Badar misalnya, terbukti disertai oleh
sebilangan besar para malaikat. Ini jelas terbukti dengan catitan dalam
beberapa sumber-sumber Islam.
Dalam kitab Shahih-nya, bab "Syuhuudul Malaa-ikah Badran" Imam Bukhari berkata :
Dari
Mu'adz bin Rafa'ah ibn Rafi' az-Zargi dari ayahnya yang ikut serta
dalam Perang Badar al-Kubra. Dia berkata, "Malaikat Jibril as mendatangi
Nabi Muhammad SAW dan berkata, "Apa pendapatmu tentang pengikut Perang
Badar dari kalanganmu?" Rasulullah SAW menjawab, "Dari kalangan kaum
Muslimin yang paling utama." Malaikat Jibril as kembali berkata,
"Demikian juga dengan para malaikat yang ikut serta dalam Perang Badar."
Jadi,
jelaslah disini bahwa malaikat Jibril sendiri terlibat di dalam Perang
Badar dengan bertindak membantu tentara-tentara Islam menentang tentara
Musyrikin. Hendaklah diingatkan bahwa Allah SWT itu Maha Berkuasa dan
mampu berbuat apa saja akan tetapi Allah SWT juga Maha Adil. Sebenarnya
bisa saja golongan Musyrikin itu dimatikan sebelum perang, dan tidak
perlu untuk malaikat Jibril turut bersama tentara Islam berperang
menewaskan tentara musuh.
Tetapi
setiap yang berlaku ada hikmahnya, dan ada beberapa hal yang tidak
mampu atau boleh kita pertentangkan/fikirkan karena sesungguhnya akal
fikiran manusia tidak akan mencapai hingga ke tahap infiniti.
Ianya mustahil sama sekali. Apa yang perlu ditekankan disini ialah,
malaikat mampu menjelma dengan apa saja yang baik (kecuali buruk atau
wanita) dengan izin Allah SWT.
MALAIKAT JIBRIL DAN KUDA TUNGGANGANNYA (HAIZUM) DALAM PERANG BADAR
Haizum
dikenali sebagai kuda milik Jibril as. Menurut ajaran Islam, Jibril as
adalah ketua segala Malaikat. Haizum beberapa kali diungkap Rasullulah
SAW dalam hadith Baginda. Antaranya adalah:
Rasulullah
bersabda, “Bergembiralah wahai Abu Bakar, pertolongan Allah telah
datang. Ini adalah Jibril yang sedang memegang kendali tunggangannya di
atas gulungan-gulungan debu.” {3}
Diriwayatkan
juga dari Abu Zumail, ia berkata, "Ibnu Abbas berkata kepadaku, 'Salah
seorang lelaki Muslim yang sedang menghadapi seorang musyrik di depannya
menerangkan kepada kita bahwa tiba-tiba dia mendengar suara pukulan
cemeti di atasnya dan suara seorang pahlawan yang mengatakan 'Hadapilah
Haizum (nama kuda tunggangan malaikat Jibril as). Lalu ia melihat lelaki
musyrik itu menggeletak.
Dia
melanjutkan, 'Lelaki Muslim itu mengamatinya, ternyata kepalanya telah
remuk dan wajahnya terkoyak seperti (bekas) lecutan cemeti. Lalu ia
menghadirkan sekelompok kaumnya. Kemudian orang Anshar itu datang dan
menceritakannya kepada Rasulullah SAW. Baginda bersabda, 'Engkau benar
bahawa itu bantuan langit yang ketiga. Pada hari itu mereka membunuh
tujuh puluh orang (musuh) dan menawan tujuh puluh orang lainnya." {4}
Rasullulah
SAW bersabda ketika beberapa detik sebelum berlakunya Perang Badar.
Perang Badar diketahui sebagai perang hidup dan mati Islam. Jika Islam
kalah, maka lenyaplah Islam dan tidak lagi mampu bangkit menyebarkan
syiarnya. Jika Islam menang, Islam akan mendapat motivasi yang besar dan
akan terus bangkit untuk menyebar syiarnya kepada masyarakat Mekah, Madinah dan seluruh dunia.
Oleh
karena itu, Rasullulah SAW berdoa bercucuran air mata untuk meminta
bantuan Allah SWT ketika perang Badar ini. Allah SWT adalah perancang
yang Maha Hebat, Islam mendapat dukungan moral yang hebat dengan
turunnya tentara berpakaian serba hijau yaitu para Malaikat Allah SWT.
Ini diakui sendiri oleh Rasullulah SWT dan para sahabat.
Rasulullah SAW ketika meniup api semangat jihad ke dalam jiwa 312 orang tentara Islam, menyeru :
Kaum Muslimin pun bertempur hebat dibantu oleh para Malaikat.
Baginda berseru dengan lantang dan berkobar-kobar.
Catatan hadith
menyebut, Ibnu Ishhaq berkata, ketika salah seorang tentara kaum
Muslimin mengejar seorang tentara Musyrikin yang berada di depannya.
Tiba-tiba dia mendengar suara hencutan cambuk dan suara penunggang kuda
yang berkata, “Terus maju wahai Haizum”. Lalu dia menyaksikan orang
musyrik yang ada di depannya sudah terjerembab ke tanah dengan wajah
yang hancur. {5}
Seseorang dari kaum Ansar yang melihat kejadian ini menceritakan kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah kemudiannya bersabda :
Engkau benar, itulah pertolongan dari langit yang ketiga.”{6}
Dalam
riwayat lain pula, oleh Ibnu Sa’ad menyebutkan daripada Ikrimah: “Pada
hari itu (perang Badar) ada kepala orang Quraisy yang gugur tanpa
diketahui siapa yang memenggalnya dan ada tangan yang terpelanting tanpa
diketahui siapa yang menebasnya.”
Abu
Dawud al-Mazini berkata, “Aku sedang mengejar seorang tentara Musyrikin
pada masa itu, tiba-tiba kepalanya sudah ditebas sebelum aku
mengayunkan pedangku. Aku yakin ada orang lain yang membunuhnya terlebih
dahulu.”
Lalu
seorang Ansar datang membawa tawanan bernama al-Abbas bin Abdul
Muthallib, al-Abbas berkata, “Demi Allah bukan orang ini yang tadi
menawanku, tadi aku di tawan oleh seorang lelaki tinggi yang berwajah
tampan dengan menunggang seekor kuda yang gagah. Dan aku tidak pernah
melihat dia ditengah-tengah mereka ini.”
Allah
SWT menghadiah seekor kuda gagah perkasa kepada Jibril as untuk menjadi
tunggangannya di medan Perang Badar. Kuda ini memiliki kelebihan yang
luar biasa berbanding kuda biasa. Dalam peperangan Badar ini, bukan
Jibril as saja yang turut serta melainkan beribu malaikat lain turut
serta berjihad di pihak mukmim.
Saat
itu, iblis begitu gemetar melihat kejadian itu. Dalam Perang Badar ini,
Iblis yang menyertai kaum musyrikin dengan menjelma sebagai Suraqah bin
Malik bin Jaksyam al-Mudlaji. Ketika Suraqah melihat balatentara
malaikat telah bersama kaum muslimin untuk melawan musuh-musuh mereka.
Orang ini tiba-tiba melarikan diri, al-Harith bin Hisyam yang melihat
gelagat ini segera menendang dada suraqah hingga menyebabkan beliau
tersungkur jatuh.
Kaum
musyrikin saling berteriak: “Ke mana Suraqah? Bukankah kau mengatakan
kalau engkau akan membantu kami dan tidak akan berpisah dari kami?”
Jawab Iblis : “Sungguh aku telah melihat sesuatu yang kamu tidak bisa
melihatnya, aku takut siksaan Allah yang amat pedih itu, Iblis lari dan
mencampakkan dirinya ke dalam laut”.
1. http://ms.wikipedia.org/wiki/Malaikat
2. Lihat QS : Hud, ayat 81
3. Hadith Riwayat Ibnu Ishak
4. Lihat juga buku Abdul Hamid Kisyik, Berkenalan Dengan Malaikat, hlm 120
5. Sahih Muslim 2/93
6. Hadith Riwayat Imam Muslim
Posting Komentar