Snippet

Belajar Dari Kesalahan, Israel Siapkan Strategi Gaza

http://suaramedia.com/images/stories/6middleeast/gabi_ashkenazi_1.jpg
Tidak lama setelah mengeluarkan ancaman serangan kembali di daerah Gaza, Kepala Staf Umum militer Israel, Gabi Ashkenazi mengatakan bahwa Israel kini tengah mempersiapkan strategi baru setelah belajar dari kesalahan mereka dalam serbuan sebelumnya.

"Kami sedang mempelajari keluhan Palestina juga, dan tidak selalu bangga dengan hasilnya," Ashkenazi berbicara mengenai laporan PBB yang mengutuk perang Israel bulan Januari yang menewaskan lebih dari 1.400 warga Palestina.

"Kami telah menemukan kesalahan dan malfungsi yang terjadi dalam panasnya pertempuran," katanya saat melakukan kunjungan ke SMA di Beersheba pada hari Jumat.

Laporan oleh komite independen PBB yang diketuai oleh mantan hakim Afrika Selatan Richard Goldstone menyarankan untuk meneruskan dokumen yang menyoroti kejahatan perang Israel ke Dewan Keamanan PBB, jika penyelidikan itu tidak dilangsungkan dalam waktu enam bulan.

Tapi Ashkenazi meremehkan tekanan internasional yang dipicu oleh dokumen yang mengharuskan Tel Aviv untuk memulai penyelidikan terhadap tuduhan kejahatan perang, dengan mengatakan tentara Israel sedang menyelidiki semua insiden, meskipun ada laporan.

"Laporan itu memerlukan jawaban, penjelasan tentang keadilan dalam perang, dan bahwa yang selanjutnya akan diadakan dengan sama juga," katanya, memperbarui ancaman sebelumnya akan operasi militer baru di Gaza.

Israel membenarkan Operasi Cast Lead  di Gaza sebagai jawaban terhadap peluncuran roket Palestina dari jalur pantai yang berpenduduk padat, yang biasanya lebih menyebabkan kepanikan daripada menimbulkan korban atau kerusakan apapun.

Pejuang Palestina, bagaimanapun, mengatakan penembakan akan terus dilanjutkan sampai diangkatnya blokade Israel yang melumpuhkan Gaza dan berakhir pada penutupan perbatasan yang menyeberang ke wilayah itu, yang setengah dari 1,5 juta penduduknya tetap bergantung pada bantuan pangan yang diberikan.

Angka-angka PBB menunjukkan sebagian besar korban perang Gaza adalah warga sipil, di antaranya ratusan perempuan dan anak-anak.

Pada hari Senin (04/07) Majelis Umum PBB sendiri telah menyetujui sebuah resolusi yang menuduh Israel melakukan kejahatan perang dan tindakan kriminal terhadap kemanusiaan selama  serangan di Jalur Gaza.

Seratus empat belas negara mendukung resolusi tersebut sementara hanya 18 negara termasuk AS dan Israel yang keberatan dengan laporan itu. Empat puluh empat negara juga abstain termasuk Perancis, Britania, dan Rusia.

Laporan 575 halaman yang diperintahkan PBB pada serangan Israel di Gaza menegaskan tujuh insiden di mana warga sipil Palestina ditembak ketika meninggalkan rumah mereka, berusaha lari untuk keselamatan atau melambai-lambaikan bendera putih.

Resolusi itu meminta untuk penuntutan para pejabat senior Israel di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag jika Tel Aviv gagal untuk memulai penyelidikan sendiri ke dalam perang Gaza di bawah pengawasan internasional dalam waktu enam bulan.

AS, sekutu setia Israel, bagaimanapun, secara luas diperkirakan untuk memveto setiap permintaan untuk tindakan ICC apapun terhadap para pejabat Israel.

AS telah dalam beberapa kasus memveto resolusi Dewan Keamanan yang semakin kritis terhadap Israel, yang, sebagai akibatnya, memberikan kebebasan Tel Aviv untuk melanggar hak-hak penduduk Palestina, serta integritas wilayah tetangga Lebanon dan Suriah.