Snippet

Manajemen Data Telematika

Manajemen data menurut DAMA (Demand Assigned Multiple Access), adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Didalam manajemen data telematika ini, di bagi-bagi menjadi 3 kategori, yaitu : 
1. Manajemen data sisi klien 
2. Manajemen data sisi server 
3. Manajemen data base sistem perangkat bergerak 

Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. 

Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology). Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. 

Jadi, Manajemen data telematika merupakan prosedur yang menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan bantuan telematika. 

PENGERTIAN CLIENT-SERVER 
Client/Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta layanan request data kepada komputer lain. Setiap instance dari komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan setiap instance yang menyediakan layanan disebut sebagai server. Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL Server.

KARAKTERISTIK CLIENT-SERVER 
Client dan Server merupakan item proses (logika) terpisah yang bekerja sama pada suatu jaringan komputer untuk mengerjakan suatu tugas: 
a. Service 
Menyediakan layanan terpisah yang berbeda. 

b. Shared resource 
Server dapat melayani beberapa client pada saat yang sama dan mengatur pengaksesan resource. 

c. Asymmetrical Protocol 
Antara client dan server merupakan hubungan one-to-many. Client memulai komunikasi dengan mengirim request ke server. Server menunggu permintaan dari client. Kondisi tersebut juga memungkinkan komunikasi callback. 

d. Transparency Location 
Proses server dapat ditempatkan pada mesin yang sama atau terpisah dengan proses client. Client/server akan menyembunyikan lokasi server dari client. 

e. Mix-and-match 
Tidak tergantung pada platform. 

f. Message-based-exchange 
Antara client dan server berkomunikasi dengan mekanisme pertukaran message. 

g. Encapsulation of service 
Message memberitahu server apa yang akan dikerjakan. 

h. Scalability 
Sistem C/S dapat dimekarkan baik vertical maupun horisontal. 

i. Integrity 
Kode dan data server diatur secara terpusat, sedangkan pada client tetap pada komputer tersendiri.

KEUNTUNGAN CLIENT-SERVER 
a. Client-server mampu menciptakan aturan dan kewajiban komputasi secara terdistribusi. 
b. Mudah dalam maintenance. Memungkinkan untuk mengganti, memperbaiki server tanpa mengganggu client. 
c. Semua data disimpan di server Server dapat mengkontrol akses terhadap resources, hanya yang memiliki autorisasi saja. 
d. Tempat penyimpanan terpusat, update data mudah. Pada peer-to-peer, update data sulit. 
e. Mendukung banyak clients berbeda dan kemampuan yang berbeda pula. 

KELEMAHAN CLIENT-SERVER 
a. Traffic congestion on the network, jika banyak client mengakses ke server secara simultan, maka server akan overload. 
b. Berbeda dengan P2P network, dimana bandwidthnya meningkat jika banyak client merequest. Karena bandwidth berasal dari semua komputer yang terkoneksi kepadanya. 
c. Pada client-server, ada kemungkinan server fail. 
d. Pada P2P networks, resources biasanya didistribusikan ke beberapa node sehingga masih ada node yang dapat meresponse request. 

ARSITEKTUR CLIENT-SERVER 
a. Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC. 
b. Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri. 
c. Berbagi hardware atau software. 

ARSITEKTUR FILE SERVER 
a. Model pertama Client/Server. 
b. Semua pemrosesan dilakukan pada sisi workstation. 
c. Satu atau beberapa server terhubungkan dalam jaringan. 
d. Server bertindak sebagai file server. 
e. File server bertindak sebagai pengelola file dan memungkinkan klien mengakses file tersebut. 
f. Setiap klien dilengkapi DBMS tersendiri. 
g. DBMS berinteraksi dengan data yang tersimpan dalam bentuk file pada server 
h. Aktivitas pada klien: 
· Meminta data 
· Meminta penguncian data 
i. Tanggapan dari klien: 
· Memberikan data 
· Mengunci data dan memberikan statusnya 

BATASAN FILE SERVER 
a. Beban jaringan tinggi karena tabel yang diminta akan diserahkan oleh file server ke klien melalui jaringan. 
b. Setiap klien harus memasang DBMS sehingga mengurangi memori. 
c. Klien harus mempunyai kemampuan proses tinggi untuk mendapatkan response time yang bagus. 
d. Salinan DBMS pada setiap klien harus menjaga integritas databasse yang dipakai secara bersama-sama dan tanggung jawab diserahkan kepada programmer 

ARSITEKTUR DATABASE SERVER 
a. Klien bertanggung jawab dalam mengelola antar muka pemakai (mencakup logika penyajian data, logika pemrosesan data, logika aturan bisnis). 
b. Database server bertanggung jawab pada penyimpana, pengaksesan, dan pemrosesan database. 
c. Database serverlah yang dituntut memiliki kemampuan pemrosesan yang tinggi. 
d. Beban jaringan menjadi berkurang. 
e. Otentikasi pemakai, pemeriksaan integrasi, pemeliharaan data dictionary dilakukan pada database server. 
f. Database server merupakan implementasi dari two-tier architecture 

APPLICATION ARCHITECTURES 
a. Two-tier architecture: Contoh – program klien menggunakan ODBC/JDBC untuk berkomunikasi dengan database. 
b. Three-tier architecture: Contoh aplikasi berbasis Web.