Review Amazing Spider-Man (Game): Tidak Se-“Amazing” yang Dibayangkan!
Industri hiburan memang memperlihatkan kecenderungan untuk melakukan
penetrasi pasar dengan mengembangkan satu kesatuan produk yang akan
mampu menarik beragam golongan calon konsumen. Alih-alih merilis dan
menjual sebuah film saja secara global, produsen kini lebih memilih
untuk menggandeng pemain besar di industri lain untuk merilis konten
alternatif yang “memperkaya” pengalaman film tersebut. Mereka tidak akan
segan untuk bekerja sama dengan industri musik untuk merilis satu album
OST yang didedikasikan khusus untuk film tersebut. Sementara di dunia
game? Tidak ada yang lebih baik selain merilis sebuah seri game baru
yang didasarkan pada film-film ini. Salah satu yang teranyar? Tentu saja
sang manusia laba-laba, Spider-Man.
Hampir semua penikmat film di dunia saat ini tentu saja sedang
menunggu film The Amazing Spider-Man yang akan membawa petualangan
manusia laba-laba ini ke arah yang berbeda. Sebagai sebuah seri reboot
dengan aktor dan alur cerita yang baru, banyak orang yang tentu
penasaran bagaimana Spider-Man akan didefinisikan kembali setelah
trilogi awal yang berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa. Lantas
bagaimana dengan sisi video gamenya sendiri? Keputusan untuk menjadikan
video game sebagai media untuk menikmati konten “ekstra” dari film yang
akan dirilis tampaknya kini sedang menjadi tren. Tidak sekedar
mengadaptasi cerita di film, The Amazing Spider-Man (The Game) ini
justru menghadirkan cerita epilogue dari filmnya sendiri. Bagian
terbaiknya? Anda tidak perlu takut akan mendapatkan spoiler jika belum
menonton versi filmnya, seperti yang kami rasakan ketika melakukan
review game yang satu ini.
Lantas bagaimana performa keseluruhan dari game The Amazing
Spider-Man ini? Mampukah ia mampu memenuhi ekspektasi dan menandingi hip
yang sedang menyelimuti filmnya yang direncanakan akan dirilis akhir
bulan ini di Indonesia? Mengapa kami justru melabelnya sebagai sebuah
game yang tidak se-“amazing” namanya? Simak review ini.
Plot
Walaupun kami belum menyaksikan film Amazing Spider-Mannya sendiri
ketika artikel ini ditulis, namun melihat dari alur cerita yang ada,
dapat dipastikan bahwa adaptasi game ini mengambil alur cerita setelah
filmnya berakhir. Dari mana kami menyimpulkan ini? Tentu dari kehadiran
berbagai karakter kunci di dalam film yang terlihat “dekat” dengan Peter Parker maupun Spider-Man
itu sendiri. Selain itu, Dr. Connors yang seharusnya menjadi musuh
utama Spider-Man sebagai Lizard di versi filmnya, tidak terlihat aktif
sebagai seorang villain utama di seri game ini. Walaupun demikian, Anda
yang takut akan mendapatkan spoiler film dari game ini boleh bernapas
lega. Selain hubungan antar para karakter, hampir tidak ada yang dapat
Anda pelajari dari game ini tentang film The Amazing Spider-Man. Anda
bisa menikmati game ini terlebih dahulu sebelum menonton filmnya tanpa
masalah.
Setelah kekacauan yang disebabkan oleh serum cross-species Dr. Connors
yang kemudian melahirkan Lizard, Manhattan merasakan kembali masa-masa
tenang berkat aksi heroik Spider-Man. Walaupun demikian, malapetaka yang
jauh lebih besar ternyata sedang menunggu untuk terlepas. Alih-alih
menghancurkan serum berbahaya tersebut, Oscorp Industries
yang bertanggung jawab atasnya, justru melanjutkan penelitian dan
pengembangan untuk mendapatkan varian cross-species yang lebih sempurna.
Dengan menggabungkan DNA manusia dan para hewan, Oscorp berhasil
melahirkan beberapa spesimen yang terhitung sempurna. Kita sedang
membicarakan Vermin, Scorpion, dan Rhino. Namun kesalahan yang fatal
membuat monster-monster ini berhasil terlepas dan “menginvasi” kota
Manhattan kembali. Tidak hanya sekedar mendapatkan kekuatan berkali-kali
lipat, para cross-species ini juga memiliki kemampuan untuk
menyebarkan, menginfeksi, dan membuat manusia biasa menjadi
cross-species layaknya mereka. Spider-Man tidak punya alternatif selain
bekerja sama dengan Dr. Connors, mantan musuhnya, untuk memastikan
infeksi ini tidak berlanjut dan dapat disembuhkan.
Sayangnya, ancaman ini tidak hanya datang dari para cross-species.
Oscorp Industries yang dipimpin oleh sang maniak – Alistair Smythe
tentu tidak tinggal diam. Mereka meluncurkan varian robot-robot
berukuran raksasa untuk berburu dan menghancurkan setiap cross-species
yang mereka temukan, termasuk Peter Parker sendiri. Namun berbeda dengan
Dr. Connors yang ingin menyembuhkan infeksi ini, Smythe lebih cenderung
untuk membumihanguskan semua monster yang ia temui. Ketika infeksi
terus berlanjut, ini tidak ubahnya membunuh setengah penduduk kota
Manhattan yang tidak bersalah. Spider-Man pun kini menghadapi tiga tugas
berat: menyembuhkan infeksi, menangkap kembali para cross-species super
kuat yang kabur dari Oscorp, serta memastikan dirinya sendiri tidak
tewas di tangan robot-robot Oscorp.
Lantas mampukah Spider-Man melanjutkan tugas heroiknya? Motif apa
yang sebenarnya berada di balik otak Alistair Smythe? Apakah
mempercayakan serum penyembuh ini ke tangan Dr. Connors aka The Lizard
menjadi keputusan yang tepat? Anda harus memainkan game ini untuk
mendapatkan jawabannya.
Posting Komentar