Kenali Tanda-Tanda Terserang Gangguan Mental
Kehidupan modern ini seringkali membuat seseorang mengalami gangguan
mental. Stres dan depresi adalah beberapa contohnya. Namun, kadangkala
seseorang tidak mampu mengenali dirinya saat menghadapi gangguan ini.
Padahal, pada tingkat akut, gangguan mental perlu segera dicari
solusinya. Mungkin itu dengan melakukan serangkaian agenda relaksasi
pikiran atau bertemu psikiater.
Oleh karena itu, pahami tanda-tanda gangguan mental berikut ini sebagai bentuk kewaspadaan:
- Mudah kehilangan konsentasi. Orang yang sedang mengalami masalah mental biasanya sulit berkonsentrasi pada pekerjaan dan urusan lain. Asih dianggap wajar kalau seseorang mengalami penurunan konsentrasi pada sesekali waktu. Namun, Kalau kehilangan konsentrasi berlangsung secara kontinyu, misalnya satu minggu lebih, barangkali psikis Anda sedang bermasalah.
- Fluktuasi berat badan Anda. Gangguan mental biasanya juga memengaruhi nafsu makan. Karena kerap berpikir keras, seseorang jadi lupa makan. Akibatnya, pemakaian kalori cukup tinggi dibanding asupannya. Berat badan pun ikut terpengaruh menjadi turun. Di lain sisi, stres juga membuat nafsu makan tiba-tiba naik. Oleh karena itu, pada orang yang mengalami gangguan mental, biasanya punya berat badan yang fluktuatif.
- Lebih banyak minum alkohol atau merokok. Orang yang mengalami gangguan mental kerap ditemukan mencari pelarian dari masalah. Sebagian mereka minum alkohol dan merokok untuk jalan pintas. Namun, itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Justru hal tersebut memperburuk gangguan mental beserta syaraf-syaraf dalam otak.
- Cenderung menutup diri. Ketika depresi, seseorang cenderung menarik diri dari pergaulan dan ingin menyendiri sepanjang. Cara ini hanya akan membuat seseorang tidak akan dewasa dalam menghadapi realita. Sealain itu, kesendirian saat depresi bisa memicu seseorang berbuat hal yang negatif bagi dirinya sendiri.
- Menyederai diri sendiri. Pada tingkat akut, orang yang mengalami gangguan mental tidak peduli untuk melakukan hal-hal yang akan mencelakakan dirinya. Misalnya mengetukkan kepalanya ke tembok atau ingin bunuh diri. Kalau sudah demikian, program konseling dengan psikiater sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki kondisi mental.
Posting Komentar