Snippet

Konsep Diri Negatif

Terkadang di dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendapat cobaan, sama sekali tidak diduganya. Tentu saja hal itu akan menimbulkan keterguncangan. Perasaan kedukaan pada tingkat awal dan perilaku yang mengiringinya sering membuat seseorang menjadi lupa diri dan sangat khas ditandai dengan konsep diri negatif tentang diri sendiri. Ia memandang negatif diri sendiri (Negative feelings Toward Self) . Semua yang dilakukannya atau apa saja yang ada di dalam dirinya dipandang negatif, tidak bermanfaat dan tidak berguna dalam hidup. Konsep diri negatif tersebut adalah kondisi yang tidak baik akibat dari kekecewaan. Ekspektasi yang terlalu tinggi atau harapan yang berlebihan terhadap kehidupan yang sempurna, semakin besar harapan maka semakin besar rasa penyesalan dan menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan Allah sehingga hal itu semakin buruk atau negatif dalam memandang diri sendiri. Allah tidak pernah menganiayai hambaNya tetapi kita sendirilah yang telah menganiaya diri sendiri.

'Sesungguhnya Allah tidak pernah menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang menganiaya diri mereka sendiri.' (QS. Yunus:44).

Konsep diri menurut Carl Ransom Rogers adalah individu yang memiliki kemampuan ke dalam diri sendiri, mengerti diri, menentukan hidup dan mampu menangani masalah yang sedang dihadapi. Penggambaran pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dirinya dihargai, dicintai karena nilai adanya pada diri sendiri sebagai pribadi sehingga ia tidak bersifat defensif namun sepenuhnya menerima dirinya sendiri dan penuh kepercayaan terhadap diri sendiri. Konsep diri terbagi menjadi tiga dimensi, Pertama tentang diri, yaitu informasi yang anda miliki tentang diri anda sendiri, misalnya penampilan, jenis kelamin, perilaku. Kedua, Pengharapan, Pengharapan adalah gagasan anda tentang masa depan anda akan menjadi seperti apa kelak. Ketiga, Penilaian Diri. Penilaian diri adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa telah yang anda dapatkan dengan seharusnya anda dapatkan itulah yang biasa disebut dengan harga diri.

Konsep diri ada kecenderungan terhadap dua hal, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Apabila anda merasa tidak cukup baik dengan apapun yang anda telah miliki dan merasa tidak mampu mencapai apapun yang anda harapkan berarti anda memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri. Jika hal itu terus berlanjut maka akan mengarah kepada kelemahan emosional. Anda tertekan dan kecemasan secara kontinyu, kekecewaan emosional yang lebih parah, membuat anda menciptakan penghancuran diri. Konsep diri negatif bila terus menerus dibiarkan berkembang maka membuat tubuh mudah sakit, dihinggapi rasa putus asa dan depresi karena tidak adanya ketahanan batin yang kokoh. Akibatnya mengganggu sistem syaraf dan kekebalan tubuh seperti mudah gelisah, cemas, takut, khawatir, mudah pilek, batuk dan penyakit yang justru dianggap ringan dan sepele namun berdampak sangat besar dalam kesehatan.

Lantas bagaimana bisa menghilangkan konsep diri negatif dan membangun konsep diri positif? Konsep diri negatif dapat dihilangkan dengan berdzikir kalimat 'alhamdulillah' yang disertai dengan pemahaman bersyukur. Mensyukuri bahwa Allah melimpahkan anugerah kehidupan dan kemuliaan untuk hidup anda. Apabila anda mengalami kebangkrutan dalam usaha maka tidak membuat anda menjadi kecewa dan putus asa, anda mampu berserah diri kepada Allah atas segala ketetapanNya pada sebuah kegagalan. Dzikir disertai dengan pemahaman ini yang membuat anda bisa segera bangkit, dalam waktu singkat anda mampu mengembangkan usaha yang lebih baik dan penuh keberkahan sehingga terciptalah citra diri yang positif tentang diri anda sendiri dan juga membuat hidup anda menjadi lebih sehat, lebih indah dan lebih membahagiakan.

'Sesungguhnya Allah menyesatkan siapapun yang Dia kehendaki dan memberikan petunjuk orang-orang yang bertaubat kepadaNya. Yaitu, orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.' (QS. al-Ra'd : 27-28).

Wassalam,
M. Agus Syafii