Snippet

Ulama Syiah Desak Muslim Tinggalkan Militer Inggris

http://suaramedia.com/images/stories/muslim/muslim2/abdol_0.gifPerwakilan Pemimpin Agung Iran di Inggris memerintahkan para tentara Muslim untuk berhenti dari militer, mengatakan bahwa keterlibatan mereka dalam perang Afghanistan dan Irak dilarang oleh agama Islam.

Ulama yang ditunjuk sendiri oleh Ayatollah Ali Khamenei untuk menjadi utusan khususnya di Inggris ini juga mendesak kaum Muslim untuk mengalahkan penentangan terhadap rezim Iran dan menjaga kelangsungan hidup Republik Islam yang telah berusia 30 tahun itu.

Dalam wawancara pertamanya dengan sebuah koran berbahasa Inggris, Ayatollah Abdolhossein Moezi, direktur Islamic Center Inggris, mengatakan bahwa ia menyesali tewasnya para pemrotes oleh pasukan keamanan Iran pasca pemilihan presiden di bulan Juni namun berpendapat bahwa kematian mereka itu tidak dapat dihindari.

Ayatollah Moezi, pemimpin agama paling senior di Inggris dengan ribuan pengikut Syiah, mengatakan bahwa salah bagi umat Islam untuk bergabung dengan Pasukan Bersenjata, terutama dalam perang di Afghanistan dan Irak di mana banyak kaum Muslim yang dibunuh.

"Bukan hanya saya tidak terima jika kaum Muslim pergi ke sana, saya juga tidak terima jika non-Muslim pergi ke sana," ujar Ayatollah Moezi kepada The Times melalui seorang penterjemah. "Kami mengatakan bahwa kaum Muslim tidak boleh membunuh sesama Muslim. Apa menurut Anda umat Kristen boleh membunuh Muslim?"

Ulama berusia 65 tahun ini mengecam pembantaian di Texas minggu lalu oleh seorang psikiater militer Muslim yang menewaskan 13 tentara AS dan bersikeras bahwa insiden itu jangan digunakan untuk menodai citra dunia Islam.

Ia mengatakan bahwa serangan 11 September dan pengeboman London adalah hal yang salah namun menuduh kekuatan "imperialisme Zionisme menggunakan kekejaman itu untuk mencoreng nama Islam dan pemeluknya.

Ayatollah Moezi menambahkan bahwa ia mengadvokasikan kebebasan berbicara. Ia yakin oposisi pemerintahan Presiden Ahmadinejad, yang dipimpin oleh Gerakan Hijau mantan kandidat presiden Hossein Mousavi, tidak akan menggulingkan Republik Islam.

"Saya yakin revolusi Islam telah menyerap ke bagian terdalam masyarakat kami," ujar Moezi, yang telah berada di Inggris sejak tahun 2004 setelah menjabat sebagai utusan khusus Pemimpin Agung untuk Wina selama empat tahun.

"Tentu dalam komunitas kami ada orang-orang yang tidak menerima Islam sebagai sebuah entitas sosial dan pasti juga tidak menerima revolusi. Namun mereka bukan mayoritas dalam masyarakat kami di Iran. Dan saya yakin jika rakyat Iran yang berkomitmen terhadap Islam, jika mereka memenuhi kewajiban mereka terhadap Islam, revolusi akan terus berlanjut."

Selama wawancara yang berlangsung di kantor pusat Islamic Center Inggris di Maida Vale, London barat, Ayatollah mengekspresikan kegelisahannya mengenai beberapa pertanyaan yang diajukan kepadanya, termasuk tentang situasi politik di Iran. Namun ia bersikeras bahwa ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu untuk meluruskan keadaan dan menunjukkan bahwa ia tidak takut bersikap transparan dan terpercaya.

Mengenai kematian beberapa pemrotes di Iran, Ayatollah mengatakan, "Saya percaya demonstrasi di seluruh dunia adalah sesuatu yang bebas untuk dilakukan dan harus bebas menurut hukum setempat. Saya menentang pembunuhan, begitu juga dengan Ayatollah Khamenei. Namun, dalam bentrokan semacam itu, beberapa insiden itu tidak dapat dihindari ketika berusaha menghentikan orang-orang dari melakukan sabotase dan hal-hal lain yang tela kami saksikan. Pembunuhan terjadi di kedua pihak."

Ayatollah Moezi mengatakan bahwa ia menyesali kematian Neda Soltan, 26, seorang mahasiswi yang oleh rezim pemerintahan diyakini telah dibunuh oleh pihak oposisi. Sementara oposisi bersikukuh Neda dibunuh oleh pasukan keamanan Iran.

Ayatollah Moezi bersikukuh bahwa perannya di Inggris adalah untuk memberikan saran-saran spiritual kepada semua Muslim yang tinggal di sana, mendorong mereka untuk menjadi lebih terlibat dengan masyarakat Inggris melalui pendidikan dan pekerjaan.

Ia mengatakan bahwa Islamic Centernya bekerjasama dengan kepolisian dan pihak berwenang yang lain untuk meningkatkan hubungan antara komunitas Muslim dan penduduk Inggris lainnya.

"Keyakinan pribadi saya adalah jika migran Muslim adalah Muslim yang lebih baik dalam masyarakat ini, mereka dapat membentuk kehidupan individual mereka dengan cara yang lebih baik dan dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih baik," ujarnya.