Snippet

Keunikan Seni Islam Pengubah Sudut Pandang Barat

Kanaan Kanaan tengah berada di studio seninya dan menyelesaikan beberapa seni tentang Islam untuk merubah sudut pandang masyarakat. (Berita SuaraMedia)Jika berbicara mengenai karya seninya, artis Portland, Kanaan Kanaan memfokuskan diri pada keyakinan dan komunitasnya. "Ini adalah kontribusi saya terhadap komunitas Muslim," ujar Kanaan. "Saya merasa berkewajiban sebagai seorang Amerika untuk memberikan kontribusi apa pun yang saya bisa." Kanaan, seorang Muslim, mengerjakan sebuah proyek yang berpusat pada beberapa nama dalam agamanya untuk menyebut Allah, yang merupakan bagian dari penggalangan dana tahunan Muslim Educational Trust.

Penggalangan dana itu mengumpulkan uang untuk dua sekolah yang dikelola yayasan tersebut, keduanya berlokasi di Tigard, yaitu Sekolah Islam MET, sebuah sekolah dengan jenjang mulai pra taman kanak-kanak hingga kelas lima SD, dan Akademi Islam Oregon, yang menerima siswa mulai kelas enam hingga dua belas. Kanaan memamerkan satu seleksi proyek terbarunya yang berjudul, "Nama-nama Allah yang Indah", di Muslim Educational Trust di Tigard pada tanggal 4 Juni.

Al Quran memiliki 99 nama berbeda untuk Tuhan, yang digunakan di berbagai bagian dalam kitab suci, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Al Qawwiyy (Maha Kuat). Karya seni Kanaan adalah bagian dari even yang berlangsung selama dua hari, meliputi galeri, penggalangan dana untuk organisasi nirlaba yang bekerja mendidik wilayah Portland tentang Islam, dan komunitas Muslim di area tersebut yang terus tumbuh dari hari ke hari. Menurut organisasi tersebut wilayah Portland memiliki lebih dari 25.000 Muslim.

Kanaan mendapatkan inspirasi dari keyakinannya, juga ketika terjadi konflik Israel - Palestina. "Itu alasan mengapa saya membuat karya seni ini, karena di luar sana sangat membuat depresi. Bagi saya, bagus untuk memahami apa yang terjadi di Timur Tengah, orang-orang membalas dendam dengan cara yang berbeda-beda," ujarnya. "Ini adalah bentuk pembalasan dendam saya." Lahir dan dibesarkan di kamp Palestina di Yordania, Kanaan memiliki ikatan emosi yang kuat dengan persoalan yang terjadi di Timur Tengah, namun pada akhirnya, ujar Kanaan, semuanya berujung pada cinta dan perdamaian.

Di masa lalu, karya seni Kanaan lebih fokus pada tema-tema abstrak. Di studionya di Portland, sebuah karya tiga dimensi yang mengambil bentuk potongan celana jins dan sepatu terpasang ke sebuah lansekap planet Mars, kaki-kaki figur itu dibuat dari kuku yang ditempel ke kayu.

"Namun setelah peristiwa 11 September, seni Islamlah yang mendominasi karya seni saya," ujarnya. "Semuanya itu tidak terjadi begitu saja, secara bertahap namun akhirnya benar-benar menjadi fokus saya." Karya seni Kanaan menjadi caranya mengkomunikasikan ide-idenya tentang keyakinan dan Islam kepada komunitas.

"Kau bisa saja berdiri di pojok ruangan dan berbicara kepada orang-orang, namun ketika mereka menyadari apa yang kau lakukan mereka hanya akan berkata,Oh, itu pria yang pemikirannya sempit, dan menghentikanmu," ujarnya. "Namun orang-orang datang ke sebuah galeri seni dan kau tidak memaksa mereka untuk menerima ide apa pun. Saat mereka melihat sebuah karya seni kau buka percakapan itu. Kau tidak perlu mengatakan apa-apa dan mereka juga tidak perlu mengatakan apa pun, namun perbincangan itu terjadi."

Kanaan berharap karya seninya dapat membantu mempengaruhi pemikiran orang-orang  tentang Islam dan Muslim. "Banyak hal dalam Islam yang telah salah dipahami," ujarnya. "Bahkan kata Islam itu sendiri menjadi sebuah kesalahpahaman bagi orang-orang ketika mereka mendengarnya. Kata itu berasal dari bahasa Arab dan berarti penyerahan diri pada Tuhan dan kedamaian. Itu saja sudah menceritakan sesuatu tentang apa itu Islam, yaitu tentang kedamaian dan saling memperhatikan satu sama lain."