Snippet

CIA: Israel Akan Berpikir Dua Kali Untuk Menyerang Iran

http://suaramedia.com/images/stories/1middleeast/ciad.jpgAmerika mengirimkan Kepala Intelijen mereka dalam misi rahasia ke Israel untuk memperingatkan para pemimpin untuk tidak memulai sebuah serangan kejutan di Iran tanpa memberitahu pemerintahan AS.

Pada saat yang sama ketika Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mempersiapkan kunjungan ke Washington, diketahui bahwa Leon Panetta, kepala CIA, pergi ke Israel dua minggu lalu. Dia meminta jaminan dari Netanyahu dan Ehud Barak, Menteri Pertahanan Israel, bahwa pemerintahan baru mereka tidak akan menyerang Iran tanpa sinyal dari Washington.

Kekhawatiran telah meningkat bahwa Netanyahu bisa memulai sebuah serangan di program atom Teheran, dengan cara yang sama ketika Israel menghancurkan reaktor Osirak milik Saddam Hussein pada tahun 1981. Para pemimpin negara melaporkan kepada Panetta bahwa mereka tidak "berniat untuk mengejutkan AS mengenai Iran."

Leon Panetta mengatakan Israel tahu bahwa meluncurkan serangan militer di Iran akan dapat berarti "masalah besar".  Panetta juga mengatakan bahwa Israel merasa mereka perlu mengkoordinasikan strateginya terhadap Iran dengan negara-negara lain.

"Tampak jelas bahwa Israel khawatir terhadap Iran dan berfokus pada masalah itu. Tetapi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memahami bahwa jika Israel berjalan sendiri, itu akan berarti masalah besar. Dia tahu bahwa untuk kepentingan keamanan Israel, mereka harus bekerja bersama-sama dengan negara lain, "ujar Panetta.

Kepala CIA tersebut menyatakan bahwa menilai tujuan Iran adalah "prioritas utama" bagi AS. Ia juga  menambahkan bahwa Iran adalah "target intelijen yang tidak mudah."
 http://www.straitstimes.com/STI/STIMEDIA/image/20090519/nuclearap.jpg
Jumat lalu Di Aqaba, Yordania, Raja Abdullah menyatakan kepada Netanyahu bahwa kedamaian di region tersebut tidak akan tercapai tanpa kemerdekaan negara Palestina. Selama ini Netanyahu telah menolak untuk komit ke solusi dua-negara. Sebagai gantinya, dia justru berbicara tentang pengembangan ekonomi Palestina, dengan Palestina hanya memiliki kedaulatan terbatas. Pandangan tersebut tampaknya dapat menyebabkan konfrontasi dengan Obama.

Netanyahu juga membangkitkan isu Iran selama pertemuan pribadi dengan Paus Benedict XVI di Nazaret lalu. "Saya meminta sebagai tokoh moral untuk membuat Paus terus menentang deklarasi Iran untuk menghancurkan Israel." Ujar Netanyahu.

Sementara Sekretaris Jenderal Hizbullah, Seyyed Hassan Nasrallah telah memberikan peringatan mengenai plot negara Barat untuk menciptakan konflik baru di Timur Tengah. 

Selama sambutannya di siaran Al-Manar TV pada hari Rabu kemarin, Nasrallah mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Israel ingin membuat konflik antara Iran dan negara-negara Arab.
 http://www.foxnews.com/images/532460/4_62_b320.jpg
"Peperangan yang terakhir Amerika Serikat dan Israel di wilayah Timur Tengah adalah dengan mengadu domba antara Iran dan negara-negara Arab dan Muslim Sunni dan Shia," ujar pemimpin Hizbullah tersebut.  "Jika kita hentikan usaha untuk menciptakan konflik tersebut, Amerika Serikat dan Israel tidak bisa lagi menggunakan senjata jahat mereka terhadap kita," tambahnya.

Pernyataan tersebut diluncurkan setelah pertemuan Perdana Mentri Benyamin Netanyahu dengan Presiden Barack Obama.

Selama kunjungan, pemimpin Israel berusaha meyakinkan AS bahwa pemimpin politik masalah nuklir Iran harus diselesaikan sebelum diambil langkah-langkah menuju pembentukan perdamaian di Timur Tengah. Sementara dari pihak Pejabat AS, mereka menekankan penciptaan sebuah aliansi dari  negara Arab "moderat" terhadap Iran.