Sampah Portal Keindahan
Sampah sampai saat ini masih menjadi masalah penting dalam tatanan kebijakan nasional dan daerah di Indonesia. Sampah semakin tidak bersahabat dengan alam manakala sampah menjadi pemandangan yang sangat mengganggu keindahan. Sampah menjadi portal keindahan manakala merusak ruang pemandangan mata dan menggangu indera pencium karena bau tak sedapnya. Bahkan dari tahun ke tahun masalah sampah bukan terselesaikan tapi semakin menambah daftar panjang masalah yang ada di negeri ini. Gambar diatas adalah potret kecil kehidupan dan aktivitas manusia yang sangat ironis, di samping jalan raya umum tempatnya kendaraan dan manusia lalu lalang melewati dihidangkan dengan pemandangan setumpuk sampah yang sudah menggunung dan sangat menggangu indera penciuman. Belum lagi penyakit yang akan ditimbulkan oleh sampah tersebut.
Beberapa media cetak seperti Kompas di atas memberitakan tentang permasalahan sampah di Kota Bandung yang belum dapat di atasi. Tahun 2005 lalu, kasus longsor TPA Leuwigajah terjadi. Musibah di TPA yang terletak di perbatasan Cimah dan Bandung itu merenggut nyawa lebih dari 100 orang. Dan akibatnya yang juga parah adalah semenjak TPA Leuwigajah ditutup, sampah2 menumpuk di TPS dan pinggir2 jalan.
Sampah tidak hanya menjadi problem keindahan, tapi akibat sampah citra daerah menjadi buruk akibat sampah yang dibiarkan dan tanpa manajemen yang terarah. Upaya pemerintah daerah pun menjadi sia-sia manakala masyarakat tetap acuh dalam kepedulian terhadap dampak sampah.
Negara-negara maju pun pada akhirnya mulai menata ulang dampak pembangunan terhadap kelangsungan lingkungan hidup yang semakin terancam. Upaya berbagai hal terus dilakukan mengingat kerusakan alam akibat liberalisme pembangunan semakin tidak terkendali. Para pemodal baik local maupun asing seringkali mengabaikan makna ancaman lingkungan dari berbagai produk yang secara masif di produksi memenuhi kebutuhan konsumtif di sejumlah negara berkembang. Indonesia sebagai negara konsumtif terbesar di dunia dalam berbagai produk mulai merasakan dampak dari sampah produk yang setiap hari di konsumtif tiada henti.
Pola pembangunan gedung, Industri perusahaan, Sampah rumah tangga, dan sampah perkotaan masih menjadi penyumbang terbesar pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi masalah serius penataan lingkungan. Dampak yang sangat dirasakan adalah mulai berkurangnya pasokan air bersih disejumlah daerah yang mengalami kerusakan lingkungan. Liberalisme pasar yang telah menjadi watak kapitalisme, semakin lama menjadikan negara berkembang seperti Indonesia bagai keranjang sampah demi meraup pundi-pundi ekonomi.
Sampah industri inilah yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan berakhir pada menurunnya indeks prestasi pendidikan di sejumlah negara berkembang. Pola pencemaran yang dibiarkan terus menerus semakin sukses dengan adanya regulasi pemerintah dalam perdagangan bebas yang membunuh produksi barang dalam negeri. Pemerintah dan pemodal sebagai pemangku kepentingan selama ini hanya melakukan perjuangan jargon lingkungan hidup tanpa ada upaya merata dalam instrumen pemahaman penyelamatan lingkungan hidup. Maka wajar jika dampak sampah bisa langsung kita lihat di Sungai,ledeng, saluran air rumah tangga, dan Pantai rekreasi.
Pola pembangunan gedung, Industri perusahaan, Sampah rumah tangga, dan sampah perkotaan masih menjadi penyumbang terbesar pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi masalah serius penataan lingkungan. Dampak yang sangat dirasakan adalah mulai berkurangnya pasokan air bersih disejumlah daerah yang mengalami kerusakan lingkungan. Liberalisme pasar yang telah menjadi watak kapitalisme, semakin lama menjadikan negara berkembang seperti Indonesia bagai keranjang sampah demi meraup pundi-pundi ekonomi.
Sampah industri inilah yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan berakhir pada menurunnya indeks prestasi pendidikan di sejumlah negara berkembang. Pola pencemaran yang dibiarkan terus menerus semakin sukses dengan adanya regulasi pemerintah dalam perdagangan bebas yang membunuh produksi barang dalam negeri. Pemerintah dan pemodal sebagai pemangku kepentingan selama ini hanya melakukan perjuangan jargon lingkungan hidup tanpa ada upaya merata dalam instrumen pemahaman penyelamatan lingkungan hidup. Maka wajar jika dampak sampah bisa langsung kita lihat di Sungai,ledeng, saluran air rumah tangga, dan Pantai rekreasi.
Bagaimana pengolahan sampah di TPA? Inilah yang paling penting.
Di TPA, sampah-sampah dipisah untuk diolah. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos dengan berbagai metode. Selain itu, sampah juga dapat diolah menjadi sumber energi yaitu energi listrik. Beberapa PLTSa telah dibangun di Indonesia. Namun, rencana pembangunan PLTSa di Gede Bage masih mendapat tentangan dari warga sekitar. Mereka mengkhawatirkan polusi yang akan ditimbulkan, seperti pencemaran di udara, air, dan juga tanah. Untuk itu, rencana ini masih diteliti lagi.
Pengolahan sampah yang lain adalah dengan cara 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). 3R ini sangat penting dan seharusnya dapat menjadi kesadaran masyarakat. Reduce berarti berusaha untuk mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Reuse berarti menggunakan kembali sampah2 atau bahan2 sisa (tentunya yg masih layak digunakan). Contohnya sekarang ini sudah banyak yang menggunakan monitor reuse untuk komputer. Yang terakhir adalah Recycle. Recycle adalah mendaur ulang sampah. kertas bekas dapat di daur ulang kembali menjadi bahan dasar kerajinan. Alangkah bagusnya, sesuatu yang merupakan “sisa” dapat diolah, dipergunakan, dan memiliki nilai ekonomis lagi.
Posting Komentar