Neil Armstrong Tidak Pernah Mendarat di Bulan?
Meninggalnya Neil Armstrong tidak hanya membuat gosip dirinya masuk Islam kembali
menyeruak. Ada satu pertanyaan lagu yang mulai menggejala sejak dekade
2000-an. Apakah Neil Armstrong tidak pernah mendarat ke bulan? Apakah
misi Apollo hanyalah rekayasa Amerika Serikat untuk mengelabui dunia?
2 Juli 1969, untuk pertama kalinya manusia mampu menjejakkan kaki di
ruang angkasa. Misi besar yang dikenang sejarah sebagai terobosan
terbesar. Banyak spekulasi muncul seputar keberhasilan misi Apollo 11
kala itu. Mulai dari kemungkinan Neil Armstrong
dan Buzz Aldrin bertemu alien, masuk Islamnya Armstrong, hingga yang
terbaru adalah, dugaan bahwa misi Apollo, pendaratan manusia di bulan,
sebenarnya tidak pernah ada. Ini hanyalah propaganda Amerika Serikat
untuk mengungguli pesaingnya sepanjang Perang Dingin, Uni Sovyet, dalam
upaya siapa yang lebih dahulu menaklukkan ruang angkasa. Benarkah?
Isu ini membesar pada dekade 2000-an, terutama setelah Fox menampilkan ulasan “Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?”
Jauh-jauh hari sebelum Fox menayangkan program di atas, pada tahun
1974 –hanya selang lima tahun setelah keberhasilan Neil Armstrong dan
dua tahun setelah misi penerbangan Apollo selesai—, seorang penulis
bernama Bill Kaysing menulis buku ‘We Never Went to the Moon: America’s
Thirty Billion Dollar Swindle’; yang menegasikan bahwa Amerika Serikat memang benar-benar sukses mendaratkan astronot di bulan.
Bertahun-tahun kemudian, muncul pria bernama Ralph Rene, pada 16 Mei
1990, yang setelah semingguan lebih menghabiskan waktu menonton video
pendaratan manusia di bulan, bertanya: bagaimana mungkin bendera Amerika
Serikat yang ditancapkan; bisa berkibar?
Sementara, janda Stanley Kubrick, salah satu sutradara di Amerika,
mengaku bahwa sang suamilah yang mengatur jalannya film pendaratan di
bulan. Opini-opini ini terus menggumpal dan menjadi langkah penting
bagi penggemar teori konspirasi untuk mencari kesalahan demi kesalahan
yang mungkin terjadi sepanjang misi pendaratan manusia ke bulan. Di antaranya:
- Jejak Buzz Aldrin di bulan yang terlihat begitu nyata. Semestinya dengan gravitasi yang lebih ringan dari bumi, seseorang tidak akan mampu menciptakan jejak sedemikian rupa.
- Tidak adanya bintang yang tertangkap dalam foto-foto pendaratan di bulan
- Arah bayangan para astronot terlihat tidak seragam. Asumsinya, ini menunjukkan bahwa ada banyak sumber cahaya. Mengingat di luar angkasa cuma ada satu sumber cahaya (mahatari), ada ide bahwa bayangan dengan arah berbeda ini tercipta karena foto-foto ini diciptakan di studio.
- Jejak Buzz Aldrin terlihat sedemikian rupa karena ia menjejakkan kaki di tanah bulan yang bagaikan debu vulkanik. Dan, jejak tersebut bisa bertahan lama karena kevakuman udara di bulan.
- Para astronot mengeset kamera dengan eksposure pendek. Terangnya permukaan bulanlah yang menyebabkan set kamera harus seperti itu. Dengan cara ini, permukaan bulan akan tertangkap kamera dengan sempurna sedangkan objek-objek jauh tidak demikian.
- Sumber cahaya memang hanya matahari. Namun jangan lupakan bahwa cahaya matahari yang terpantul dari bumi, sampai ke bulan. Ada pula pantulan cahaya mahatari dari lunar module (wahana NASA yang digunakan untuk mendarat), seragam astronot, dan permukaan bulan.
Pendaratan ke bulan pasti akan terus menuai kontroversi. Sepeti dalam
sebuah kejadian utama; akan ada kisah-kisah lain yang mungkin
menyertainya. Masalah benar atau tidaknya, mungkin hanya waktu yang bisa
membuktikan.
Posting Komentar