Apakah Neil Armstrong Muslim?
Meninggalnya Neil Armstrong, manusia pertama yang mendarat di bulan
pada 25 Agustus 2012 lalu, masih menyisakan sebuah cerita menggelitik.
Apakah Neil Armstrong seorang muslim? Benarkah kala mendarat di bulan,
ia mendengar suara adzan seperti yang sering diisukan? Benarkah Neil
Armstrong melihat sendiri bekas belahan bulan di satelit bumi tersebut;
yang konon merupakan mukijzat Rasulullah Muhammad saw.; dan dengan
melihat bukti tersebut, Armstrong berpindah keyakinan?
21 Juli 1969, seorang pria yang beberapa hari lagi tepat berusia 39
tahun, menjejakkan kaki di permukaan bulan. Ia terkenal dengan
kata-katanya, “That’s one small step for (a) man, one giant leap for mankind.”
(“Sebuah langkah kecil bagi seseorang; sebuah lompatan besar bagi umat
manusia.” Dialah Neil Armstrong sang pencatat sejarah: orang yang mampu
mewujudkan khayalan sekian manusia.
Kini, dengan meninggalnya Armstrong, cerita-cerita seputar
pendaratannya ke bulan pun menghangat kembali. Termasuk isu yang selama
ini bertebaran di khalayak ramai —terutama kalangan muslim— seputar
dirinya.
Isu pertama adalah tentang Neil Armstrong yang mendengarkan adzan di
bulan. Dalam kisah ini, diceritakan suatu ketika Armstrong tengah berada
di Mesir. Kala itulah adzan berkumandang. Ia berkata, “Suara ini sama
seperti dengan suara yang saya dengar ketika mendarat di bulan.” Seorang
sahabatnya di negara tersebut menyebut, bahwa suara tadi adalah adzan,
seruan agar umat Islam mengerjakan salat. Mendengar jawaban ini, Armstrong masuk Islam.
Ada pula kisah, dalam misinya ke bulan, Armstrong melihat sendiri
adanya semacam retakan panjang dari ujung ke ujung permukaan bulan.
Konon, hal ini selaras dengan kisah Nabi Muhammad saw. membelah bulan.
Menyadari hal ini, Armstrong masuk Islam ketika tiba di bumi.
Dua kisah di atas, muncul di Mesir dan dua negara Asia Tenggara,
Malaysia plus Indonesia. Sungguh unik, karena orang-orang yang tinggal
di Amerika Serikat tidak pernah mendengar cerita ini.
Bantahan gosip ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an. Bahwa tidak benar Neil Armstrong masuk Islam karena mendengar suara adzan di bulan atau karena melihat ‘bukti bahwa bulan terbelah’.
Dalam beberapa publikasi, disebutkan bahwa tanpa bermaksud tidak
menyerang siapa pun atau tidak menghargai apa pun, Armstrong menyebut
bahwa isu keislamannya
di media-media di ketiga negara di atas tidak akurat. Artinya, tidak
ada suara adzan yang didengarnya, dan tidak ada pula bekas belahan bulan
yang disaksikannya.
Cerita semacam ini (masuknya Armstrong sebagai muslim) mungkin akan menjadi isu hangat yang asyik diperbincangkan.
Namun, kita tidak perlu terjebak dalam pemikiran sempit; atau malah
mempercayai sepenuhnya. Dalam sebuah kejadian bersejarah, pasti akan ada
satu jalan cerita utama yang terbukti kebenarannya. Sementara,
cerita-cerita liar yang menyelingi, biarlah dinikmati sebagai bumbu
semata.
Posting Komentar