Rencana Akbar Pengusaha Muslim Kembangkan Negara Islam
Mengamati dukungan ekonomi Islam, sebuah kelompok cendikiawan Islam berencana untuk mengadakan persatuan pengusaha Islam untuk membantu mengembangkan transaksi perdagangan dan menolong fakir miskin di negara Islam. Menurut Wagdi Ghoneim, mereka mengharapkan aliansi negara-negara Islam yang kuat agar dapat bersaing dengan barang-barang buatan luar negeri.
Persatuan ini bertujuan untuk menyediakan dukungan untuk penjualan dari perusahaan yang menjadi anggota dalam bersaing dengan produk asing, sekaligus membantu memasarkan produk yang dihasilkan anggotanya.
Persatuan ini, menurut Ghoneim, akan membantu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi anggotanya dengan melakukan penelitian di Pusat penelitian mereka.
Dengan bermarkas di Belgia, persatuan ini akan segera diumumkan ke publik. Anggota dari persatuan ini nantinya akan membayar 2% dari keuntungan atau penjualan bulanan mereka kepada persatuan, dengan kompensasi perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan dari persatuan seperti, anggotanya akan mendapat jaminan dalam bersaing dengan produk asing, akses ke Pusat Penelitian dan juga mendapatkan halaman khusus di website persatuan.
Ghonem menyatakan bahwa Persatuan ini bertujuan untuk menyatukan negara-negara Islam dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sekaligus meningkatkan kondisi kehidupan para fakir miskin di negara Islam. Selain itu juga, untuk menyediakan pendidikan dan besiswa bagi yatim piatu di Palestina dan juga anak-anak fakir miskin Islam untuk dapat bersekolah di universitas terkemuka di dunia.
Cendikiawan itu berkata pada Persatuan akan menyediakan dana untuk penelitian ilmiah di negara Islam. Ditambah lagi, persatuan akan mencoba untuk menyediakan perlindungan terhadap situs-situs suci Islam, terutama Masjid Al-Aqsa, situs suci umat Islam ketiga di dunia. Persatuan tersebut juga akan menyumbangkan sebagian keuntungan anggotanya untuk mendukung korban-korban jajahan agresi militer Israel. "Kami juga akan menawarkan bagian dari keuntungannya untuk menolong negara Islam yang sedang terancam konflik seperti Irak, Sudan dan Pakistan.
Sementara itu, dari Dubai dilaporkan bahwa perusahaan Syariah di Teluk Arab berusaha untuk mendapatkan penawaran di pasar Barat yang terkena dampak krisis global. Akan tetapi prinsip merger Islami masih butuh perkembangan.
Setelah 15 tahun menangani keuangan Islam, Neil Miller, kepala Keuangan Islam di Norton Rose dipindahkan dari London ke Dubai untuk mengerjakan perkembangan merjer dan akuisisi, proyek keuangan, dan urusan-urusan keuangan lainnya. Menurut Miller, perusahaan-perusahaan tersebut sedang mencari kesepakatan M&A di tahun 2011 ini. Ada potensi jaringan kerja yang menjanjikan, tentang kapan terwujudnya hal tersebut masih belum terlihat. Meskipun demikian Miller menyatakan bahwa pengusaha di Arab tahu bagaimana menemukan penawaran.
Miller menyatakan bahwa potensi investor Islam biasanya mencari penawaran di kuartal kedua bahkan di kuartal ketiga, lalu siap melakukan pembelian begitu pasar global telah mapan. Sektor-sektor yang digemari investor biasanya merupakan sektor berat seperti pabrik yang transaksinya biasanya berhubungan dengan aset fisik, namun Miller menuturkan bahwa klien di area ini tertarik ke sektor-sektor yang bervariasi. Perusahaan-perusahaan tersebut tertarik pada bisnis yang bergerak di bidang teknologi, yang dapat mereka dapat dari barat. Islam melarang investasi di sektor seperti perjudian, pornografi dan alkohol.
Permintaan dari dunia Islam akan investasi yang sesuai dengan kepercayaan Islam telah meningkat dan aset yang sesuai dengan hukum islam tertotal sebanyak $700 juta hingga $ 1 trilliun. Namun, sektor keuangan islam masih sangat muda. Standar industri internasional masih dalam proses pemantapan dan rangka kerja yang resmi untuk transaksi dan produk Islami yang lebih canggih masih belum seberapa terlihat.
Posting Komentar