Masjid St. Joseph Selamatkan Harapan Muslim AS
Dengan berjalannya waktu untuk pembukaan Masjid pertama di St. Joseph, sebuah kota di negera bagian Midwest AS di Missouri, warga Muslim di kota tersebut berharap bahwa tempat ibadah baru itu akan menyorot citra Islam yang sesungguhnya.
"Saya harap pembukaan Masjid ini dapat memberikan seberkas cahaya pada orang-orang di kota ini mengenai Islam sehingga mereka akan dapat belajar untuk tidak harus hidup dalam ketakutan," Shamsuddin Rager, seorang Muslim mengatakan, kepada Kantor Berita St. Joseph pada Senin, 27 juni.
Masjid baru tersebut akan dibangun pada 2301 Messanie St, dengan tanah yang dibeli seharga $ 20.000. Seluruh tanah tersebut berukuran 30.000 kaki persegi, yang dipisahkan oleh sebuah jalan. Di satu sisi, di samping diaspal, dimana Masjid sebesar 100 (panjang) kali 300 (lebar). Sudut tajam pada sisi yang berumput akan menjadi tempat anak-anak bermain.
lalu, Rager mendapati bahwa di kota ini Islam dan para pengikutnya sangat tidak dipahami. Tetapi ada cahaya muncul di ujung terowongan setelah peresmian Pusat Islam Pusat St. Joseph akhir pekan lalu.
Rager berharap pembukaan Masjid belakangan tahun ini akan mengubah kesan palsu yang selama ini terus ditularkan media Barat.
"Mereka tidak perlu takut akan Islam," katanya.
"Mereka tidak perlu khawatir kita akan meledakkan sesuatu."
Rager menyalahkan tidak adanya badan Islami yang mewakili masyarakat atas berlakunya konsep yang salah mengenai Islam.
Dia masih ingat reaksi yang bercampur yang dia terima dari orang-orang yang tanpa sengaja mengetahui bahwa ia masuk Islam lima tahun yang lalu ketika berada di Jerman.
"Ada berbagai macam reaksi," ujar Rager.
"Ada beberapa yang negatif, beberapa terkejut. Sepertinya ada dua situasi di sini."
Gambaran Negatif tentang Islam dan umat Islam telah menjadi norma di media sejak serangan 9 / 11. Muslim Amerika, diperkirakan sebanyak antara enam sampai tujuh juta, mengeluh bahwa program-program dan berita di koran dan radio dan televisi yang konservatif meningkatkan sentimen anti-Muslim.
Pusat Islam St. Joseph berharap masjid tersebut akan selesai pada saat Ramadhan tahun ini yang dimulai pada tanggal 22 Agustus.
"Ramadhan adalah bulan paling suci kami, sehingga kami berharap agar mesjid tersebut dapat selesai pada waktunya untuk dapat menampung orang-orang yang beriman," ujar Ramadhan Washington, kepala pusat tersebut.
Rencana pembangunan Masjid tersebut disambut baik oleh umat Kristen St. Joseph. Pendeta Chase Peeples, pendeta dari Gereja Kristen Pertama di Santo Yusuf, berkata orang-orang Muslim adalah dihargai untuk keramahtamahannya, kesetiaan dan penghargaannya terhadap orang lain, dan meminta orang-orang Kristen untuk menunjukkan hal yang sama sebagai balasannya.
"Saya merasa Yesus berbicara jelas tentang bagaimana mengasihi tetangga kami, dan tetangga kami sangat mungkin sekali berasal dari sesorang yang berbeda."
"Dalam Northwest Missouri, umat Islam yang merupakan minoritas dan mereka mungkin lebih merasa khawatir kepada umat Kristen, dibandingkan kekhawatiran umat Kristen terhadap mereka."
Pusat Islam St. Joseph dalam website resminya menyatakan bahwa orang-orang yang tergabung dalam komunitas tersebut terdiri dari berbagai macam lapisan, seperti penulis, polisi, dokter dan pemilik bisnis. Pusat kegiatan umat Muslim tersebut pertamanya dimulai dari sebuah sholat berjamaah di salah satu rumah warga, yang kemudian berlanjut ke sebuah bangunan toko sewaan kecil yang kemudian mereka ubah menjadi sebuah mushala.
Pusat Islam St. Joseph akan menggadakan diskusi lintas keyakinan untuk akan membantu meningkatkan hubungan antara muslim dan non-Muslim di kota. Mereka akan mengatur acara bulanan yang mana non-muslim akan selalu dipersilahkan mengajukan pertanyaan apapun tentang Islam.
Selain itu, Pusat tersebut telah mengadakan pertemuan rutin mingguan sejak Ramadhan tahun lalu, meskipun belum diresmikan. Pertemuan itu diikuti 20 sampai 25 orang setiap minggu. Banyak dari mereka berasal dari Timur Tengah atau negara-negara Afrika, seperti Sudan, Yordania dan Pakistan.
Sholat Jumat di pusat Islam tersebut juga akan terbuka untuk siapa saja yang ingin berpartisipasi. "Islam adalah agama yang damai," ujar imam di Pusat Islam tersebut, Nabil Amro Masjid, yang berasal Mesir.
Posting Komentar