Snippet

Tanda Baca Al-Quran Jadi Perdebatan Ulama Mesir

http://www.suaramedia.com/images/stories/islam/kuran.gifSeorang ulama terkemuka Mesir mengemukakan sebuah fatwa mengenai tanda baca yang digunakan dalam ayat-ayat Al-Quran, namun nampaknya fatwa tersebut menemui penolakan dari beberapa tokoh agama yang merasa khawatir terjadi perubahan makna jika hal tersebut dilakukan. 

Berita mengenai tanda baca tersebut menyebar setelah seorang peneliti Islam asal Mesir, Abdul-Syalam al-Basyouni menemukan sebuah fakta menarik, bahwa penggunaan tanda seperti koma dan titik akan mempermudah bagi pembaca dalam memahami Al-Quran.

Berita tersebut disambut baik oleh pemuka Islam Sunni terkemuka, Sheikh Yusuf al-Qaradawi dan mengatakan, "Saya melakukan hal yang sama ketika membuat kutipan yang berasal dari Al-Quran, dan menjelaskannya kepada orang lain," seperti dikutip sebuah surat kabar terkenal Mesir, al-Shorouk al-Gadid.

"Saya menyarankan bagi Muslim yang merasa kesulitan dalam membaca Al-Quran untuk melakukan teknik ini."

Qaradawi menyatakan bahwa memberikan tanda baca dalam ayat-ayat Al-Quran bukanlah suatu yang dilarang karena dianggap sebagai bantuan dalam memahami Al-Quran, selama tidak menyimpang dari makna sebenarnya.
Qaradawi juga menyebutkan, meski pemahaman para pemuka Islam di masa lalu mengenai Al-Quran cukup baik, namun mereka tetap membubuhi tanda baca terhadap ayat-ayat Al-Quran yang mereka kutip, sehingga mampu menghindarkan salah persepsi oleh masyarakat.

Sementara itu, pertentangan datang dari institusi pendidikan Islam Sunni, al-Azhar yang menolak mentah-mentah fatwa oleh Qaradawi tersebut.

Dr. Abdel Fattah al-Sheikh, Ketua Komite Yurisprudensi Pusat Islam al-Azhar (CIR) mengatakan pembubuhan tanda baca tidaklah diperkenankan dalam Al-Quran, dan hanya diperbolehkan penambahan titik sebagai tanda akhir ayat.

"Tanda baca seperti tanda tanya dan tanda seru tidaklah diperkenankan," katanya.

Kita harus tetap berpedoman pada kaligrafi Ottoman yang telah menjadi rel bagi para ulama dan akan sangat berguna dalam penelitian ke-ulama-an di masa mendatang.

Seorang anggota CIR lainnya, Dr. Mohamed al-Mukhtar al-Mahdi bahkan menolak penggunaan tanda titik dan menekankan bahwa ayat-ayat Al-Quran seharusnya hanya ditulis dalam kaligrafi Ottoman dimanapun di seluruh dunia.

"Pembubuhan tanda baca akan merubah keaslian tampilan teks Al-Quran."

Pembubuhan tanda baca dalam Al-Quran memang seringkali menemui pertentangan.

Meski tak ada larangan bahwa cara untuk mempermudah pemahaman ayat-ayat Al-Quran.

Diperkenankan, namun sebagian pihak khawatir kebebasan tersebut akan disalahgunakan dan akan menodai citra sebenarnya dari Al-Quran sebagai kitab suci umat Muslim.