Snippet

Berdasarkan Polling Smith Institute yang dirilis hari Minggu kemarin, hanya 31% penduduk Yahudi dewasa yang merasa Obama berpihak kepada Israel setelah pertemuan Obama dan Netanhayu di Washington hari Minggu (26/06/11) waktu setempat.
Survey ini dilakukan minggu lalu terhadap 500 warga Israel, yang mewakili model statistik dari populasi Israel. Hasilnya menunjukan bahwa 14% menganggap Obama berpihak kepada Israel, 40% menganggap Obama bersikap Netral, sedangkan 15% menolak untuk memberikan pendapatnya.
Poling tersebut menunjukan bahwa 88% Yahudi Israel percaya bahwa pendahulu Obama, mantan presiden George W. Bush Pro Israel. Hanya dua persen yang menganggap Bush Pro-Palestina. Sisa 7 persen responden menyatakan Bush bersikap netral.
Namun, survei juga menunjukan bahwa pemerintahan Obama masih lebih memihak Israel dibandingkan negara Eropa. Dibuktikan dengan hasil yang menunjukan bahwa Russia lebih pro Palestina. 62% Yahudi Israel percaya bahwa Mosko Pro-Palestina. Polling menunjukan bahwa hanya 5% Yahudi Israel yang yakin Rusia memihak Israel.
Kebanyakan negara Eropa, kecuali Jerman, berdasarkan hasil polling juga dianggap memihak Palestina. 37% Yahudi Israel beranggapan bahwa Jerman memihak Israel, sedangakan 21% menyatakan Jerman Pro-Palestina.
Hanya 24% yang merasa pemerintah Itali dan Perdana Menteri Silvio Berlusconi pro-Israel, sementara 26% merasa Itali memihak Palestina. Negara-negara yang dianggap Pro-Palestina oleh Yahudi Israel adalah Inggris dengan Perdana mentri Gordon Brown (rentang 14%), pemerintahan Nicolas Sarkozy (Prancis) dengan rentang perbedaan 17%, Pemerintahan Spanyol (42%) dan Pemerintahan Rusia dengan presiden Dmitry Medvedev (57% berbeda).
Hasil Polling dari Smith Institute tersebut bertolak belakang dengan hasil dari perushaan Ma'agar Mohot dua minggu lalu yang mewakili Liga Anti-Defamasi dan Universitas Bar-Ilan yang menunjukan bahwa 60% responden merasa Obama lebih memihak Israel.
Poling dari Smith Institute tersebut memiliki margin eror sebesar 4,5%
Perdana Menteri Israel, Avigdor Lieberman dilaporkan mendapat sambutan hangat di Jerman dan Italy. Dia diharapkan melakukan perjalanan ke Moskow untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.
Sementara itu, Obama tampaknya belum secara resmi menyatakan kebijakannya terhadap konflik Arab-Israel. Obama saat ini sedang mencoba untuk meninjau ulang kebijakan-kebijakan yang pernah dibuat sebelumnya. Obama akan mencoba memperbaharui kebijakannya setelah melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Mesir Hosni Mubarak yang akan mengunjungi AS akhir bulan ini. Dia diharapkan untuk mengemukakan kebijakannya pada tanggal 4 Juni 2009 mendatang di Kairo.