Sungguh Aku Begitu Merindukanmu Ibu
"Assalamualaikum..." Deg! suara itu membuat jantungku berdebar kenjang, darahku seakan berhenti mengalir. Entah sejak kapan kelopak mataku sudah tak bisa menampung buliran air mata yang menumpahi sisi pipiku.
"Assalamualaikum, Ini kamu nak? Ibu kangen. Kapan pulang?" bibirku bergetar hebat. Aku tidak menyangka jika itu adalah telepon dari beliau. "iya, ini aku. Aku akan pulang setelah libur" suaraku bergetar menahan kerinduan dan rasa bersalah yang menghentak-hentak dinding hatiku.... "pulang yah. Ibu kangen".
Aku seoalah terjerembab di lumpur, kemudian tenggelam dan tak bernapas lagi, ketika mendengar kata "KANGEN" yang begitu tulus dari bibirnya. Ah ibu...lebih dari setengah tahun aku tidak menghubungi mu lagi...tidak menanyakan kabar mu lagi...bahkan aku ganti nomor Hp, aku tidak memberi taumu....
Bu...maaf kan aku. Aku tidak menghubungi bukan karena aku tidak mengingat mu. Tapi rasa bersalah ini melebihi rasa rindu yang menyusup ke tulang sum-sum tubuhku... Aku belum bisa mempersembahkan kesuksesan didepan mu seperti anak-anak mu yang lain. Setiap memandang matamu yang sayu itu, hatiku hancur...karena aku tidak bisa memenuhi impian mu... dalam diam ku...aku selalu merontak keinginan mu...
Aku mengecewakanmu lagi bu... terlalu banyak derita yang kau tanggung hanya karena memiliki anak seperti ku!
Aku ingin bersujud di kakimu... maaf kan aku bu...
Ingatkah dulu kita pernah duduk bersama... kau mendongak ke atas angkasa... ada satu titik kecil benda lewat di atas kepala kita
"Nanti jika kamu dewasa... ibu akan mengikutimu kemana pun kamu pergi"
"iya..." jawab ku saat itu...
Impian mu lah yang membuat aku tetap hidup. Aku ingin bersama mu bu...
Engkau adalah wanita terbaik dalam hidup ku... kau pernah menangis karena aku, dengan gurat-gurat tua di wajah mu...
Posting Komentar